Kesehatan
Sanitasi Buruk Pertinggi Angka Kematian Anak di Indonesia
Lebih dari 370 balita meninggal di Indonesia per hari sesuai laporan survei dari “Levels & Trends in Childs Mortality”. Sedangkan fakta lainnya menunjukkan 55 juta orang di Indonesia memiliki perilaku buang air besar sembarangan sehingga menyebabkan sanitasi yang buruk. Laporan tersebut disampaikan dalam sebuah riset gabungan UNICEF dan WHO.
Buruknya sanitasi bisa menyebabkan penyakit diare dan pneumonia yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Budaya hidup bersih akan mendorong perilaku yang menciptakan sanitas yang bersih. Sanitasi ini bisa menjauhkan kita dari kotoran baik itu manusia, atau kotoran pembuangan lainnya yang menjadi penyebab utama penyakit.
Dr. Aidan Cronin, Ketua Program Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) UNICEF perwakilan Indonesia juga mengungkapkan bahwa hampir sebanyak 88% anak kematian anak karena diare diakibatkan oleh sistem sanitas yang terbatas dan kesulitan mengakses air bersih. UNICEF sendiri sangat perhatian dengan perilaku buang air besar sembarangan di tempat terbuka. Jelas, dengan kebiasaan tersebut membuat kotoran terekspos yang akan mencemari air dan udara.
Sanitasi yang buruk, jelas dr. Aidan, memperbesar risiko si kecil terganggu pertumbuhannya. Di usianya tersebut mulai muncul gejala kekerdilan. Gejala ini jelas akan berdampak panjang apalagi bagi masyarakat dengan keterbatasan ekonomi dan sosial.
Untuk menciptakan sanitasi yang baik, kita perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
Menyediakan air bersih di rumah. Frekuensi air bersih di rumah perlu dijaga dengan tidak membuang sampah dan limbah di dekat sumber air bersih. Air yang tercemar bakteri akan menjadikan air tidak lagi layak konsumsi.
Memiliki saluran pembuangan, setidaknya atur jarak saluran pembuangan tersebut 10 meter dari rumah dan dari sumber air bersih.
Memisahkan sampah organik dengan non-organik, selain itu jangan lupa menutup tempat sampah sehingga tidak akan menimbulkan bibit penyakit.
Sebagai orangtua, kita perlu membangun komitmen nyata untuk menciptakan lingkungan bersih agar anak-anak tidak terganggu pertumbuhan fisiknya. Nantinya, sesuai yang diharapkan oleh dr. Aidan, anak-anak tidak akan lagi mengalami diare akibat sanitasi yang buruk selain itu angka kematian balita bisaa berkurang.