Laporan
Perubahan Iklim Picu Manusia Rentan Stres dan Kematian Dini
Perubahan iklim terbukti menganggu kesehatan manusia bahkan dapat berisiko kematian. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat seperti dilansir dari Reuters.
Penelitian ini merupakan gabungaan dari delapan badan pemerintahan Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa perubahan iklim memicu kematian dini. Perubahan iklim menyebabkan gelombang panas, bencana alam massif seperti banjir dan angin topan juga bertambahnya penderita penyakit mental.
Para peneliti belum pernah melihat fenomena ini sebelumnya, dimana perubahan ilim berdampak pada kesehatan mental masyarakat luas. Disampaikan oleh Dokter Vivek Murthy, “belum ad acara untuk mencegah perubahan iklim namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan”.
Gelombang panas berisiko menimbulkan 670 hingga 1300 kematian di dini Amerika Serikat setiap tahun. Dalam studi ini, kematian dini akibat gelombang panas diprediksi mengalami peningkatan 27 ribu jiwa per tahun pada 2100. Angka ini bisa melebihi kematian akibat udara dingin yang sangat esktrim atau hipotermia.
Tak hanya gelombang panas, kebakaran hutan dan lahan juga diduga menyebarkan serbuk sari yang memperburuk kualitas udara, alergi, hingga gangguan pernapasan seperti asma. Kualitas udara yang buruk ditambah suhu udara yang panas dapat menyebabkan kematian dini hingga ribuan jiwa serta peningatkaan pasien penyakit paru-paru di rumah sakit pada tahun 2030.
Berhubungan dengan Kesehatan Mental
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa perubahan iklim meningkatkan risikp penyakit mental. Manusia yang sering terpapar panas rentan terkena gangguan stress, depresi dan kecemasan berlebih.
Tak hanya itu, meningkatkan kasus epidemi akibat virus oleh penularan nyamuk juga berhubungan dengan perubahan iklim. Meskipun demikian penelitian ini belum membuktikan hubungan wabah virus Zika di Amerika Selatan dengan perubahan iklim.