- Home »
- Resep Masakan »
- Minuman » Kenapa Suka Teh Atau Kopi Panas? Apakah Efek Buruknya?
Minuman
Kenapa Suka Teh Atau Kopi Panas? Apakah Efek Buruknya?
Toleransi individu terhadap makanan panas berbeda-beda, dan makanan yang mungkin terasa nyaman bagi seseorang mungkin terasa terlalu panas bagi orang lain. Intinya, menemukan keseimbangan yang tepat antara menikmati kehangatan dan menghindari panas berlebih sangat penting untuk kesenangan dan keamanan.
Dalam dunia penikmat kopi dan penggemar teh, muncul preferensi yang unik – kecintaan terhadap minuman panas dan makanan yang menimbulkan perpaduan sensasi yang kompleks, mulai dari kehangatan hingga intensitas. Sementara beberapa orang mendambakan pelukan hangat dari cangkir yang panas, yang lain menikmati gigitan pedas dari makanan yang baru dimasak. Tapi apa yang memicu kecenderungan terhadap makanan panas?
Dr Mazher Ali, konsultan – psikiatri, CARE Hospitals, Hyderabad, menjelaskan bahwa hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor psikologis, sensorik, dan budaya. “Secara biologis, kecenderungan kita terhadap kehangatan mendapat resonansi dalam sejarah evolusi. Bayangkan pelukan hangat dari semangkuk sup kukus di hari yang dingin – sebuah pengalaman yang berakar pada kecenderungan biologis untuk mencari kehangatan, yang secara historis melambangkan keamanan dan makanan,” katanya kepada indianexpress.com dalam sebuah interaksi.
Secara psikologis, ini juga mirip dengan mencari ketidaknyamanan yang terkendali. Bayangkan menyesap minuman panas, dengan intensitas panas awal yang memuaskan, memberikan contoh yang berbeda tentang bagaimana individu menemukan kesenangan dalam menantang ambang batas sensorik mereka.
Menggali pengaruh budaya, kesukaan terhadap makanan pedas menjadi jelas. Bayangkan nikmatnya berbagi hidangan pedas saat perayaan hari raya atau kumpul keluarga, kenang Dr Ali. “Praktik kuliner bersama dalam lingkaran sosial berkontribusi signifikan dalam membentuk kecenderungan individu, yang menggarisbawahi bagaimana elemen budaya tertanam dalam preferensi selera kita.”
Daya pikat kehangatan, baik dari suhu maupun pedasnya, merupakan pengalaman yang memiliki banyak sisi. Ini melampaui fisik dan mendalami bidang psikologi dan budaya sehingga menghasilkan apresiasi luas terhadap makanan panas dan pedas. Tapi apakah itu berbahaya sebagai sebuah preferensi?
Bisakah makan/minum makanan panas yang panas membahayakan kesehatan Anda?
Dr G. Sushma Kumari, ahli gizi klinis, CARE Hospitals menyebutkan beberapa manfaat mengonsumsi makanan panas.
• Kehangatan dari makanan panas dapat melancarkan pencernaan dengan membantu pemecahan makanan di perut, sehingga berpotensi mengurangi ketidaknyamanan pencernaan.
• Makanan panas sering kali mengandung rempah-rempah yang mengandung sifat antioksidan dan anti-inflamasi, sehingga berkontribusi terhadap kesehatan secara keseluruhan. Misalnya, kunyit, yang biasa ditemukan dalam kari pedas, memiliki manfaat anti inflamasi.
Namun, penting untuk menemukan keseimbangan, Dr Kumari memperingatkan karena makanan yang terlalu panas dapat menimbulkan tantangan. “Suhu ekstrem dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi pada mulut, kerongkongan, atau lapisan perut. Contohnya adalah konsumsi cairan panas, seperti teh yang sangat panas, yang dapat menyebabkan cedera termal,” jelasnya.
Toleransi individu terhadap makanan panas berbeda-beda, dan makanan yang mungkin terasa nyaman bagi seseorang mungkin terasa terlalu panas bagi orang lain. Intinya, menemukan keseimbangan yang tepat antara menikmati kehangatan dan menghindari panas berlebih sangat penting untuk kesenangan dan keamanan.