Kesehatan
Hilangkan Stigma Buruk Masyarakat Terhadap Penyandang Gangguan Jiwa
Penderita down syndrome kerap menerima perlakuan buruk di tengah masyarakat, sebab masyarakat menganggap hal tersebut adalah sebuah penyakit masyarakat. Disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI, respon tersebut justru malah memperparah kondisi orang yang mengalami gangguan jiwa.
Kemenkes RI sangat berharap bahwa masyarakat bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya ‘martabat’ di penderita gangguan jiwa. Dengan begitu masyarakat juga turut membantu menyembuhkan orang yang mengalami hal tersebut.
Masalah yang kerap terjadi di lingkungan adalah masyarakat sering menganggap sebelah mata orang-orang pengidap gangguan jiwa. Akibatnya si penderita tidak memiliki penerimaan diri yang baik dan memicu tindakan-tindakan anarkis yang merugikan dirinya dan orang lain.
Tidak hanya masyarakat, bahkan keluarga yang seolah menjauhi si penderita juga berisiko besar memicu perilaku si penderita.
Menurut Budi Anna Keliat, seorang perawat pasien gangguan sakit jiwa dari Universitas Indonesia, penderita gangguan jiwa ini bisa diatasi dengan dua metode, yakni self regarding dan others regarding.
Metode self regarding ini merupakan metode dimana penderita harus percaya akan dirinya dan tidak menutup diri untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Sedangkan others regarding ini lebih pada dukungan masyarakat terutama keluarga terhadap penderita gangguan jiwa dan membuka pintu lebar akan keberadaan mereka.
Kesehatan jiwa adalah salah aspek penting manusia bisa hidup selain harus sehat secara raga. Kesehatan jiwa diperoleh dari rasa kepercayaan diri seseorang akan dirinya secara positif dan negatif serta penerimaan masyarakat akan keberadaannya. Selain itu tingkat stress seseorang juga mempengaruhi kesehatan jiwanya.
Untuk itu, dengan metode self regarding, baiknya seseorang bisa mencegah datangnya gangguan jiwa dengan mulai menerima kekurangan diri dan membuka diri terhadap lingkungan sekitar.