Daerah
Mencicipi Mi Lethek Bantul yang Melegenda
Mi lethek dari Bantul ini menjadi alternatif jajalanan kuliner Anda jika Anda sedang bosan dengan menu-menu modern. Mi ini bukan sembarang mi, keberadaannya sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram Berjaya dan tempat berjualannya pun tak jauh dari makam raja-raja Mataram di Imogiri. Tepatnya di daerah Imogiri, Bantul, D I Yogyakarta.
Penjualnya selalu sibuk melayani pembeli yang berdatangan dan memesan menu-menu mi lethek seperti mi lethek rebus dan goreng, mi lethek magelangan dan nasi goreng. Si pemilik yaitu Kang Sum mengolah menu mi lethek di atas tungku anglo berbahan bakar arang batok kelapa. Ia menggunakan olahan bumbu barang putih, kemiri, merica dan garam serta tambahan telur bebek jika konsumen meminta agar aroma mi lethek bertambah sedap. Proses memasaknya pun tidak lama hanya lima menit dan disajikan bersama irisan daun bawang, kol, wortel, kol dan tomat dan sebagai penghilang dahaga ada menu teh hangat dengan gula batu.
Mi ini disebut lethek yang artinya kotor, namun sebenarnya mi diproses secara bersih dan higienis. sebutan ini hanya mencitrakan bahan pembuat mi yaitu singkong yang setelah diolah menjadi mi berwarna keruh kecoklatan. Tampilannya berbeda dengan mi dari tepung terigu yang umumnya berwarna kuning atau putih.
Ternyata mi lethek ini adalah hasil produksi perajin dari Srandakan, Bantul. Perajin mendapatkan pati singkong dari singkong dengan bantuan sapi yang menggerakkan silinder alat pengaduk bahan baku mi. bahan baku diaduk-aduk yang berupa tepung singkong, dan singkong kering atau gaplek. Setelah adonan mengalami proses pengukusan dua kali maka mulai pencetakan mi dan dijemur di bawah panas matahari.
Di musim penghujan, Kang Sum hanya memiliki stok mi lethek terbatas karena proses penjemuran bisa berlangsung lama. Ia akan menyiasati dengan bahan baku mi kering. Mi lethek diproduksi tanpa pengawet dan bisa bertahan hingga tiga bulan.
Tapi Anda bisa nyaman karena warna keruh ini sebenarnya menjadi jaminan bahwa mi bebas perwarna tambahan. Meskipun warnanya keruh, kurang menarik tapi banyak konsumen puas dan ketagihan untuk menikmati mi lethek diwarung Kang Sum yang tampak sederhana ini.
Warisan simbah
Mi lethek ini cukup popular di wilayah Bantul, dan banyak pengunjung di luar Bantul menyukai mi lethek ini. Kang Sum mewarisi menu mi lethek dari simbahnya yang sebelumnya sudah membuka usaha di jalan Makam Imogiri. Untuk melanjutkan rintisan kakeknya tersebut Kang Sum tetap berkecimpung dengan usaha tersebut.
Kang Sum mendapatkan warisan resep dan dipercaya melanjutkan usaha pada tahun 1999. Pengunjung warung cukup ramai, namun Kang Sum hanya menyediakan meja kursi untuk enam orang saja, sisanya hanya diberi tikar alias lesehan. Tapi inilah menariknya warung Kang Sum.
Pelanggan Kang Sum bahkan ada yang dari luar kota. Mereka menjadikan warung ini sebagai tempat nostalgia . Dengan menu tradisional, duduk lesehan menikmati menu tersebut serasa sedang berada di jaman kerajaan Mataram.
Mi Lethek dijual per porsi hanya Rp 10.000. dalam satu hari Kang Sum menyediakan stok 4 kilo mi lethek kering, 2 ekor ayam kampong, 100 butir telur bebek yang bisa menjadi 100 porsi. Warung Mi Lethek Kang Sum buka setiap hari kecuali malam Jumat.
Video
Proses Pembuatan Mi Lethek Khas Bantul
Pencarian Terbaru
Mie gaplek. Kalori mi lethek gaplek. Cara membuat mie lethek rebus. Mie pati singkong bantul. Resep mie lethek rebus. Membuat mie di bantul. Resep bakmi lethek rebus.