Studi, Pria Mandul Berisiko Penyakit Oesteoporosis

Pria yang didiagnosis sulit memiliki keturunan perlu sedikit bersabar. Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa selain sulit mendapatkan momongan, kemandulan pria juga berhubungan dengan kondisi kesehatan tertentu.

Studi ini dipresentasikan dalam European Association of Urology conference, Munich, yang menyatakan bahwa kemandulan juga terkait dengan penyakit osteoporosis dan penyakit metabolik.

Menurut medicaldaily, kesimpulan ini diambil setelah para peneliti meneliti 192 data pria dengan jumlah pria yang tergolong rendah. Untuk perbandingan hasil, peneliti juga menggunakan sampel 199 pria dengan sperma normal.

Di dalam penelitian tersebut, peneliti mengukur kadar hormon seks, kepadatan tulang, dan tingkat hemoglobin A1c semua partisipan. Kemudian hasil antara kedua kelompok partisipan dibandingkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sekitar 33 persen pria dengan sperma rendah berpotensi memiliki tingkat testosterone yang lebih rendah, atau kerap dinamakan hipogonadisme. Kondisi ini juga sering terjadi tujuh kalinya pada pria dengan jumlah sperma rendah.

Selain itu, pria dengan testosterone rendah berpotensi memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dan meningkatkan risiko patang tulang hingga osteoporosis (pengeroposan tulang).

Dari penelitian ini ditemukan bahwa pria dengan hipogonadisme memiliki kadar glukosa tinggi bahkan tanda-tanda yang ditunjukkan lebih jelas dari resistensi insulin. Artinya, kondisi pria dengan sperma rendah berisikp mengalami risiko pengembangan diabetes.

Dari penelitian ini para penliti menyarankan untuk membentuk sebuah program pencegahan dari beberapa risiko penyakit yang berhubungan dengan sperma dan testosterone rendah. Untuk kaum pria dengan sperma rendah, kondisi ini juga menjadi sinyal awal agar lebih waspada akan munculnya gejala penyakit tulang dan metabolik.