Previous
Next
  • Home
  • »
  • Anak
  • » Ini Alasan Mengajarkan Empati Anak Lebih Penting Sekarang dari Sebelumnya

Anak

Ini Alasan Mengajarkan Empati Anak Lebih Penting Sekarang dari Sebelumnya

 

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Bagi orang dewasa, ini mungkin tampak sebagai sifat yang sangat sederhana untuk dimiliki, tetapi bagi otak anak kecil, ini adalah keterampilan yang sangat kompleks untuk dikembangkan. Memahami dan menunjukkan empati adalah hasil dari berbagai interaksi antara neuron di otak, jadi mengembangkan empati dalam beberapa tahun pertama kehidupan adalah tugas yang sulit.

Anak-anak, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan mereka, dikenal sebagai egosentris, suatu kondisi di mana mereka cenderung fokus pada diri mereka sendiri dan kebutuhan mendesak mereka. Untuk menyapih anak-anak dari pemikiran yang berpusat pada diri sendiri dan untuk membantu mereka memahami dunia, perhatian orang tua yang disengaja untuk pengembangan pola pikir empatik adalah alat yang ampuh. Empati juga berada di urutan teratas sebagai keterampilan untuk mengajar anak-anak, kemungkinan karena kepemimpinan dan keunggulan kreatif dari otak empatik.

Dilansir dari Femina India, Meghna Yadav, Psikolog Anak dan Kepala Pelatihan di KLAY, menjawab pertanyaan dan menjelaskan cara menumbuhkan empati pada anak kecil.

Mengapa Menumbuhkan Empati Penting Bagi Anak?

Orang tua percaya bahwa jika anak mereka menunjukkan empati, itu akan bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah kesalahpahaman umum yang harus dihilangkan. Menurut penelitian psikologi perilaku, memiliki pola pikir empati adalah kunci untuk membuka sifat-sifat seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi yang efektif.

 

Kepemimpinan yang Menginspirasi Empati Dan Pendekatan Kreatif

Sains tidak pernah mendukung gagasan bahwa otak melakukan segalanya sendiri. Lobus frontal otak anak-anak sangat terstimulasi hanya dengan mengamati tindakan empati sederhana dari kehidupan sehari-hari orang tua, seperti menawarkan air kepada teman yang batuk, mengizinkan orang keluar dari lift sebelum Anda masuk, dan menunggu mobil lain parkir sebelum Anda. KELUAR. Menurut penelitian terbaru tentang fungsi otak, lobus frontal adalah tempat berkembang biak untuk perencanaan, pemecahan masalah, kepemimpinan, dan kreativitas. Ketika lobus frontal otak berfungsi dengan baik, kita juga.

 

Empati Adalah Dasar Untuk Kebahagiaan

Bayi mulai menggunakan referensi sosial sekitar usia 6 bulan. Bayi mengamati orang tua mereka 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan sikap serta tanggapan mereka terekam dalam otak anak. Seorang anak berusia 7 bulan, misalnya, memperhatikan ayahnya dengan hati-hati saat dia menyambut seorang tamu ke rumah mereka. Reaksi orang tua terhadap pengunjung berdampak pada bagaimana bayi memandang dunia di sekitarnya. Perasaan terhubung dengan dunia ini, suatu sifat empati, memungkinkan anak untuk melihat dunia melalui lensa yang sangat positif. Kepositifan awal ini akan selalu menghasilkan peningkatan kecerdasan kebahagiaan di kemudian hari.

 

 

Empati Adalah Ibu Dari Keterampilan Membangun Tim

Sebuah pemeriksaan lebih dekat dari semua 'kebiasaan baik', seperti bergiliran, berbagi sumber daya, kasih sayang, menghormati pendapat orang lain, dan senyum sosial, mengungkapkan bahwa empati adalah pusat dari hubungan mendalam yang berputar di sekitar kehidupan manusia. Keterampilan berbasis empati ini pada akhirnya mengarah pada kemampuan kolaboratif dan membangun tim, yang tidak diragukan lagi diperlukan dalam budaya kerja saat ini. Menurut teori pikiran, pada usia sekitar 18-24 bulan, balita dapat mengenali bahwa pikiran dan reaksi orang lain mungkin berbeda dari mereka sendiri, dan oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan berbasis empati pada anak, orang tua harus memberikan sebanyak mungkin kesempatan sosialisasi. untuk balita dari kelompok usia ini mungkin.

 

Empati Menghasilkan Keseimbangan Antara Emosi dan Logika

Dalam masyarakat saat ini, mereka yang dapat mencapai keseimbangan antara pemikiran emosional dan logis adalah orang-orang yang sukses. Pandangan hidup yang seimbang ini dapat didorong pada anak melalui penanaman empati. Banyak peneliti telah menetapkan korelasi antara kesehatan sosial-emosional anak dan kinerja akademis dan kognitifnya. Jika tujuannya adalah untuk menjalani kehidupan yang sukses di abad kedua puluh satu, keterampilan membaca, menulis, dan berhitung saja tidak akan pernah cukup. Inti dari ide ini adalah perlunya membangun hubungan jangka panjang dengan teman sebaya dan keluarga. Dalam arah ini, empati akan memainkan peran penting dengan meletakkan fondasi piramida pembelajaran bagi anak-anak di tahun-tahun mendatang.

 

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.