Laporan
Tengok 4 Tren Makanan yang Ternyata Sangat Mengganggu
Tren tidak hanya pada fashion atau teknologi saja, namun juga pada makanan yang kerap berganti setiap tahunnya. Dengan adanya tren kuliner biasanya akan meningkatkan kemampuan kreatif para chef untuk menciptakan menu-menu baru. Kehadiran menu kuliner baru sesuai tren ini menghilangkan kejenuhan akan suatu makanan.
Tidak hanya menyenangkan, tren kuliner biasannya malah tidak terlalu diinginkan masyarakat. Misalnya, molecular gastronomi, sebuah teknik memasak yang menggabungkan teknologi, makanan dann bahan kimia, pada awalnya membuat penikmat kuliner tepukau namun kini mulai ditinggalkan penggemarnya.
Huffington Post menyajikan beberapa tren makanan yang tidak begitu menyenangkan di mata masyarakat, terangkum berikut ini:
Detoks Jus
Detoks jus pada awal muncul diklaim mampu menghambat rasa lapar datang lebih cepat serta membersihkan tubuh dari racun. Mmeski populer namun detoks jus tetap dianggap konyol sebab tubuh tidak perlu jus untuk proses ‘membersihkan’ tubuh.
Tubuh memiliki kemampuan mandiri unntuk membersihkan diri dari kotoran. Bahkan detoks jus untuk menurunkan berat badan juga dianggap sia-sia. Sebab, selama proses pembersihan, metabbolisme tubuh bergerak melambat dan terjadi penumpukan lemak. Dengan minum detoks jus hanya akan memicu Anda minum sebanyak-banyaknya.
Makanan Organik
Citra makanan sehat seperti makannan organik dari pertanian atau perkebunan beberapa waktu lalu cukup menghipnotis masyarakat. Banyak pemasok sayuran melabeli sayuran sebagai makanan organic agar diburu banyak pembeli. Tren ini sebenarnya cukup mengganggu sebab semua sayuran diproses di pertanian dan perkebunan sehingga memang disebut organik. Tidak mungkin kan ada sayuran yang dibudi daya di pabrik, gudang aatau lahan beton?
Memasukkan semua makannan ke mason jar
Mason jar berbahan kaca dengan tutup keemasan dijadikan tren untuk menyimpan makanan. Misalnya, cake in jar, cooke in a jar, rainbow cake in a jar, ice cream in a jar, dilakukan agar menarik pembeli karena kemasannya yang kreatif dan cantik.
Padahal, tidak semua makanan dan minumaan harus dimasukkan ke dalam mason jar. Bahkan, sebuah restoran burger di Amerika Serikat menjadikaan mason jar untuk wadah lembar tagihan pembeli. Mungkin pemilik restoran ingin mengubah persepsi masyarakat bahwa burger tidak mungkin masuk ke dalam mason jar.
Foodstagrammer
Restoran selau menyajikan aneka makanan semenarik mungkin untuk mennambah selera makan pelanggan. Namun banyak pelanggan yang saking terpesonanya justru ingin mengabadikan makanan tersebut sebelum di santap. Para pelanggan ini dinamakan Foodstagrammer atau orang yang suka memfoto makanan.
Banyak pelanggan memfoto makanan dan mengunggah makanan tersebut di media sosial. Secara tidak langsung perilaku ini menjadi sebuah ajang lomba untuk mengunggah foto makanan enak, mahal dan tampilannya menarik.
Makanan yang dipesan sebenarnya bukan bertujuan untuk difoto namun untuk disantap dan dinikmati. Ketika makannan menjadi dingin malah tidak enak dimakan. Perilaku ini sebenarnya terlalu mengganggu karena sosial media menjadi penuh dengaan postingan makanan.