- Home »
- Hukum & Politik » Bahaya Psikologis Tren Kostum Badut Seram
Hukum & Politik
Bahaya Psikologis Tren Kostum Badut Seram
Kemunculan aksi Joker dan Harley Quinn dalam film Suicide Squad mungkin membuat tren kostum badut seram semakin marak. Apalagi saat ini banyak aksi kejahatan menggunakan kostum tersebut. Seseorang berkostum badut serang menakut-nakuti pejalan kaki di tengah gelapnya malam. Tren tersebut belum diketahui penyebabnya namun psikolog menyatakan tren ini cukup membahayakan.
Tren kostum badut berasal dari South California, Amerika Serikat yang mulai terungkap sejak petugas polisi menerima laporan seseorang berkostum badut muncul di hutan dan membujuk anak-anak. Kemudian laporan semakin banyak dating dari beberapa daerah dan menyebar ke taraf internasional.
Menurut Kirstin Bouse, seorang psikolog forensic, tren ini berbahaya karena memicu para pelaku memiliki rasa anonimitas yang terlibat dalam perilaku antisosial. Pelaku akan merasa aman jika identitas tersamarkan namun bagi orang lain bias memicu trauma.
Trauma ini dinamakan Coulrophobia atau ketakutan terhadap badut, menurut Kirstin hal ini disebabkan karena orang-orang takut terhadap ambiguitas badut. Dari sebuah riset pobia badut diketahui bahwa ambiguitas atau penyamaran seseorang dengan gesture yang aneh tidak masuk akal. Ketika muncul keanehan kita cenderung waspada bahkan ketakutan.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh Catherine Archer, ahli media social dari Murdoch University yang menyatakan tren ini mulai berkembang tidak terkendali. Awalnya ia hanya iseng saja namun insiden ini bias berakhir ke penjara.
Apalagi tren ini didorong oleh orang-orang yang terus membicarakannya di media social sehingga menjadi meluas tak terkendali. Rasa ketertarikan, factor ketakutan dan waktu luang memicu tren ini membooming dan menyebabkan gangguan masyarakat yang semakin luas.