- Home »
- Ilmu Pengetahuan » Studi Terbaru, Ilmuwan Bisa Menunda Kematian
Ilmu Pengetahuan
Studi Terbaru, Ilmuwan Bisa Menunda Kematian
Kematian ada sebuah tanda dimana jantung mulai berhenti berdetak dan berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. namun, hal ini tidak sepenuhnya diyakini oleh sejumlah ilmuwan. Salah satu penelitian terbaru yang dilakukan oleh pakar saraf d ari University of Michigan, Jom Borjigin, mengatakan kematian ditentukan oleh kiriman sinyal ke jantung dari otak dibandingkan dari jantung itu sendiri.
Borjigin berpendapat, “Pada umumnya jantung dijadikan fokus hidup dan mati seseorang, sehingga ahli medis lebi menyelematkan jantung dan menganggap otak juga akan selamat juta. Agar jantung selamat maka Anda harus memutusan komunikasi kimia antara otak dan jantung.
Penelitian Borjigin ini diujicobakan oada sebuah tikus yang diberi karbondioksida untuk menginduksi henti jetak jantung. Kemudian aktivitas jantung diamati menggunakan echocardiography (ECG) dan electroencephalography (EEG) serta sinyal kimia pada kedua organ.
Setelah tikus terpapar karbon dioksida, detak jantung mengalami penurunan. Aktivitas otak kemudian akan menyesuaikan aktivitas jantung, dimana senyawa dopain pemicu relaksasi dan norepinephrine pemicu kewaspadaan membanjiri darah.
Kedua senyawa tersebut dikirim sebagai sinyal agar jantung terus seirama dengan otak menyebabkan bilik jantung tidak berkontraksi secara normal untuk memompa darah. Kejadian ini dinamakan ventricular fibrillation yang akan memicu kematian. Ilmuwan kemudian berusaha menghambat pengiriman dopamine dan norepinephrine, yang nantinya dapat menghambat kematian.
Apakah kondisi ini dapat diberlakukan pada manusia. bisa dengan harga miliaran dolaran, artinya masih perlu banyak penelitian agar bisa diterapkan pada manusia. Riset ini sangat berhara jika diwujudkan bukan untuk menghambat seseorang yang takut mati atau mendahului Tuhan namun untuk menyelematkan orang yang mengalami henti detak jantung. Dengan memblokir sinyal senyawa dari otak tersebut maka dokter dapat menyelamatkan pasien dengan waktu lebih.