Kesehatan
Waspadai Dampak Psikologis Narkotika, Perlu 3 Tahun Untuk Sembuh
Maraknya selebritis yang terjerat dengan barang terlarang alias narkotika perlu disikapi dengan bijak dampaknya oleh semua orang. Narkotika sebagai barang haram tidak hanya merusak fisik si pengguna namun juga memberikan dampak negatif pada psikologis dan lingkungan sosialnya.
Akibatnya para pengguna tetap bergantung pada konsumsi barang haram ini.
Menurut Psikolog Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Mulyani, adanya ketergantungan narkotika ini bisa mengarah pada fisik, psikologis dan sosial. Pada dampak fisik, pengguna bisa melakukan detoksifikasi tubu. Sedangkan untuk ketergantungan psikologis membutuhkan waktu lama.
Secara psikologis, pengguna tidak akan bisa tenang atau nyaman jika belum memakai (mengonsumsi) narkotika. Dampak ini melekat pada pengguna walaupun mereka menyadari perbuatannya salah dan merusak kesehatannya.
Setidaknya untuk psikologis perlu perawatan minimal 6 bulan, sedangkan pemulihannya selama tiga tahun agar kuat.
Jika pengguna tidak ditangani dan tidak mendapatkan asupan narkotika biasanya akan mudah gelisah atau cemas karena merasa adiksi. Penggunaan narkotika sendiri membawa dampak stimulant (semangat), depresan (malas) dan halusinogen (berhalusinasi). Narkotika jenis sabu, membuat pengguanya selalu semangat, depresan efek dari ganja sintesis, dan halusinogen dari pil ekstasi.
Mulyanto menambahkan bahwa pasien yang dirawat biasanya sudah menjadi pecandu narkotikas setelah dua tahun pemakaian. Di BNN, memang ada pencadu yang baru memakai satu sampai tiga bulan, namun rata-rata yang dirawat adalah yang mereka sudah memakai selama lebih dari dua tahun.
Tingkat adiksi atau toleransi tubuh terhadap narkotika cenderung meningkat tergandung dari frekuensi, intensitas, masalah hingga dosis pemakaian. Berawal dari icip-icip, coba-coba, dosis sedikit, menjadi banyak hingga kertegantuangan akut.