- Home »
- Pertemanan » Tak Selalu Buruk Lho Saat Anak Memiliki Teman Khayalan
Pertemanan
Tak Selalu Buruk Lho Saat Anak Memiliki Teman Khayalan
Suatu saat Anda menemukan anak anda berbicara sendiri di depan cermin, atau bermain sambal mengobrol sendiri seolah-olah ia sedang berbicara dengan teman sebayanya. Bagi beberapa orangtua situasi ini kerap membuat terkejut dan khawatir akan kondisi mental anak mereka. Namun, ketahuilah bahwa sebenarnya anak-anak sedang berbicara dengan teman khayalan mereka.
Seperti di lansir dari laman SafeBee, Tracy R. Gleason, PhD, seorang profesor psikologi dari Wellesley College mengatakan kadang anak-anak menemukan pola persahabatan anak biasanya terbentuk dari apa yang mereka lihat di sekitar mereka.
Berikut ini adalah cara bagaimana teman-teman khayalan dapat memperkaya perkembangan anak:
Memberikan ia praktik menjadi seorang teman.
Gleason mengungkaokan bawa untuk beberapa aman, teman khayalan mencitakan hubungan “dan semua kesenangan yang datang dari kontak interpersonal”. Mereka dalah sumber kenyamanan dan kesenangan. Sebuah penelitian berpendapat bahwa anak-anak dengan teman khayalan lebih ramah tamah. Jika ada, seorang teman khayalan adalah tanda anak Anda suka bermain dan mencintai orang-orang.
Mengajarkan dia melawan emosi negatif.
Anak-anak menggunakan teman khayalan mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial dan mengekspresikan perasaan seperti kekecewaan, kesedihan dan kemaran tanpa balas jasa. Hal ini jelas membantu sekali jika anak Anda memang memiliki tempramen yang sangat labil dan kurang mendapatkan perhatian dari lingkungannya.
Membantunya memahami pendapat orang lain.
Sebuan penelitian berpendapat bahwa para remaja dengan teman khayalan mendapatkan lebih baik sudut pandang orang lain. Memiliki teman seperti ini menunjukkan pemikiran yang sangat canggih. Anak-anak ini akan sangat baik dalam memahami bagaimana orang lain berpikir atau bertindak dan bahkan merasakan, faktanya bahwa mereka telah menciptakannya dari luka yang benar-benar menakjubkan.
Mendorong kreaktivitas sosial.
Anak-anak dengan teman khayalan tidak lebih kreatid daripada anak-anak yang tidak memilikinya, penelitian menunjukkan. Namun ketika mengukur kreativitas dalam hal interaksi sosial (daripada berkreativitas sendiri), anak-anak yang memiliki teman khayalan memiliki skor lebih tinggi. Kreativitas sosial ini misalnya cara mereka berinteraksi dengan banyak karakter orang lain, cara mereka menyelesaikan beragam masalah, bekerjasama hingga kepemimpinan.
Membiarkan mereka untuk terarah di usia dini.
Beberapa remaja dan anak kembar masih berbicara dengan barang-barang atau menumpahkan perasaan mereka ke dalam diary. Marjorie Taylor, PhD, dari University of Oregon in Eugene bersama timnya melakukan studi pada risiko remaja dan anak-anak yang gurunya memprediksi mereka mengarah papda remaja bermasalah. Ia menemukan sekitar 10 persen memiliki memiliki teman-teman khalayan. Yang suka mengeluh? Pada anak berisiko ini dengan teman lhayalan lulus dari sekolah menengah sedangkan anak-anak tanpa mereka tidak.