Laporan
Pria dengan Tingkat Jantung Rendah Cenderung Stalking Wanita
Pria dengan tingkat jantung yang rendah secara signifikan berisiko lebih besar dari keterlubatan di dalam jenis perilaku anti-sosial seperti stalking, menurut sebuah studi.
Temuan tersebut mengungkapkan bahwa kaum pria yang memiliki tingkat jantung di satu standar deviasi di bawah rata-rata atau lebih rendah memiliki hampir tiga kali keanehan dalam keterlibatannya stalking sebagaimana dibandingkan dengan semua peserta lainnya, mengungkapkan bahwa tingkat jantung yang rendah terkait dengan peningkatan prevalensi perilaku stalking.
Berdasarkan teori yang muncul, mereka yang memiliki tingkat rendah dari kemunculan kurang takut, lebih seperti mencari peluang untuk mengejar korban untuk merasa terangsang, dan tampaknya menunjukkan perilaku impulsif, ujar para peneliti.
Danielle Boisvert, dari Sam Houston State University di Texas US, salah satu peneliti dari studi ini mengatakan bahwa temuan ini menyatakan bahwa sementara tingkat jantung umumnya ditemukan terkait dengan perilaku agresi dan anti-sosial berlawanan dengan seks, hubungan ini mungkin seks pertentu ketika membicarakan perlakuan stalking.
Stalking, dimana telah dihubungkan dengan sikap agresi dan serangan kekerasan, tidak diinginkan atau perhatian obsesif oleh individu atau kelompok terhadap orang lain.
Hal ini dapat mengarah pada dampak psikologi, sosial dan ekonomi yang signifikan bagi para korban.
Ketika dipisahkan dengan seks, hubungan stalking-tingkat jantung ditemukan menjadi signifikan untuk kaum pria, tidak untuk kaum wanita, jelas para peneliti, yang dirilis dalam Journal of Interpersonal Violence.
Menurut American Heart Association, tingkat jantung yang normal adalah antara 60 (detak per menit) dan 1000 (BPM). Namun tingkat jantung kurang dari 60 BPM pada orang dewasa disebut bradycardia. Secara fisik dewasa aktif dan atlet sering memiliki tingkat jantung lebih rendah dari 60 BPM namun ini tidak menyebabkan masalah dan normal untuk mereka.
Untuk penelitian tersebut, tim peneliti melakukan sebuah survei dari 384 mahasiswa. Dari mereka ditemukan 32 (termasuk 15 wanita dan 17 pria) terlibat dalam perilaku stalking, seperti mengikuti, melihat atau memata-matai seseorang.