Kesehatan
Kontroversi Diet Yoyo, Apakah Lebih Baik daripada Tidak Diet?
Beragam jenis diet yang banyak beredar mulai dipertanyakan manfaatnya bagi kesehatan, salah satunya adalah diet yoyo dimana sering dikritik akibat dampak berat badan yang turun naik. David Allison, ahli biostatistik Amerika Serikat membandingkan perilaku diet ketat dengan pergi ke dokter gigi.
Melakukan diet ekstrim memang dapat membuat orang lebih sehat namun berat badan akan cenderung naik lagi. Sebuah uji coba tikus dilakukan yang mengungkapkan bahwa diet berulang tidak membahayakan. Para pelaku diet yoyo juga memiliki usia hidup lebih panjang daripada yang tetap gemuk.
Diet Yoyo Lebih Baik daripada Tidak Diet
Diet dengan teknik tertentu dapat membantu banyak orang untuk selalu fit. Dikatakan oleh dokter dari University of Alabama, Birmingham, ibarat Anda pergi ke dokter gigi enam bulan sekali, kemudian ditemukan plak gigi yang perlu dibersihkan, dokter akan memberikan sikat gigi dan benang.
Dalam enam bulan berikutnya, plak gigi akan muncul lagi. Begitu juga dengan penurunan berat badan, sehingga belum tentu pergi ke dokter gigi sebuah kegagalan, maka melakukan diet juga sebuah kegagalan.
Dokter Allison mengatakan bukan alasan yang buruk ketika kita mengalami kenaikan berat badan setelah diet dan kita hanya harus mengulangi diet itu lagi.
Survei pada orang dewasa Inggris, dua tiga hari justru memiliki indeks masa tubuh yang berlebihan atau obesitas dan memicu timbulnya penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit lever dan beberapa jenis penyakit kanker.
Susan Jebb, ahli gizi, profesor diet dan kesehatan masyarakat dari Oxford University juga mengatakan dibandingkan tidak melakukan apapun, menurunkan berat badan itu pilihan yang lebih baik. Walaupun pada akhirnya akan naik lagi namun kebiasaan ini justru berfaedah bagi kesehatan.
Pertentangan Diet Yoyo
Diet yoyo ditentang oleh Prof Tim Spector dari King;s College London serta penulis The diet Myth. Sebuah studi mengatakan diet yoyo akan menaikkan berat badan dalam jangka panjang. Studi dilakukan terhadap 5.000 orang kembar. Pelaku diet yoyo diketahui memiliki berat badan naik dalam jangka panjang daripada kembar identik yang tidak melakukan diet.
Studi di Israel terhadap tikus juga menyatakan bahwa diet yoyo dapat mengubah populasi mikroba di dalam usus secara besar-besaran dan secara permanen akan mengubah regulasi energi. Studi ini menjadi bukti bahwa diet pembatasan kalori secara ketat adalah keputusan buruk.
Obesitas itu Menular
Kita tidak pernah menyadari bahwa kita sering tertular kenaikan berat badan dai lingkungan sosial kita. Teman-teman atau keluar yang mengalami berat badan dengan pola makan yang tidak tepat akan mempengaruhi risiko kita terhadap kenaikan berat badan.
Sementara itu, jika kita terbiasa menghabiskan waktu olahraga di gym bersama teman, atau memiliki teman yang mempunyai pola makan lebih baik justru akan mendorong perilaku hidup yang lebih sehat.