Buah Sukun Buah Berasa Roti yang Kaya Nutrisi

Orang-orang Barat sering menyebutnya sebagai 'breadfruit', karena tekstur buahnya yang seperti roti, rasanya empuk lembut dan tanpa buki. Buah seukuran kelapa ini banyak dijumpai di Jawa meskipun asinya dari Papua Nugini dan tersebar di hampir seluruh kepulauan pasifik.

Buah ini dijadikan makanan pokok untuk mencegah kekurangan gizi, obesitas dan diabetes. Buah sukun dengan nama Latin Artocarpus altilis dikenal sejak abad 19 di pasifik Selatan dan tersebar di 90 negara. Kini buah ini juga dianggap sebagai buah terbaik untuk mengatasi kelaparan dunia karena kandungan nutrinya yang baik.

Menurut laman NPR, sukun mengandung tinggi karbohidrat, rendah lemak, dan potasium yang setara dengan 10 kali buah pisang. Tak hanya itu juga mengandung viamin C dan B, kalium, kalsium dan mineral lain serta kandungan asam amino melebihi kedelai.

Sukun yang masih kecil dan hijau rasanya seperti articoke, sedangkan yang sudah matang dan berpati rasanya seperti kentang. Ketika sudah tua dan matang rasanya empuk lembut dan kerap dijadikan bahan penutup.

Ragone, Kepala National tropical Botanical Garden Breadfruit Insititute, mengatakan bahwa para petani di Samoa, Haiti, dan Nigeria mulai mengembangkan buah ini bersama tim Ragone. Ragone juga mengumpulkan ratusan jenis sukun di seluruh kepualaun Pasifik kemudian memilih satu yaitu Ma'afala karena nutrisi dan rasa terbaiknya dan musim panen sepanjang tahun.

Orang-orang mulai terbuka dengan kehadiran buah sukun ini dan mulai kreatif menjadikannya bahan masakan tradisional untuk mencukupi kebutuhan mereka. Di Jamaika misalnya, dijadikan tepung sukung, kemudian di Vietnam pada petani menjual sake dari sukun, dan di Costa Rica mulai dipasarkan keripik sukun.

Selain itu sejak bulan Februari, FDA menetapkan tepung sukun aman digunakan setelah dilakukan tes ekstensif di laboratorium Murch. Di Indonesia, tepung sukun juuga banyak diproduksi yang banyak dijadikan cake karena rasanya yang lembut dan empuk.