Previous
Next
  • Home
  • »
  • Otomotif
  • » Udara Kabin Mobil Anda Mungkin Bisa Memicu Kanker, Begini Penjelasannya

Otomotif

Udara Kabin Mobil Anda Mungkin Bisa Memicu Kanker, Begini Penjelasannya

 

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas udara di dalam mobil kita. Para peneliti dari jurnal sains yang berbasis di Washington menemukan tingginya tingkat bahan kimia yang berpotensi menyebabkan kanker (karsinogen) di udara kabin kendaraan pribadi.

 

Studi ini berfokus pada sekelompok bahan kimia yang disebut ester organofosfat (OPE), yang biasa digunakan sebagai penghambat api pada bantalan dan bantalan kursi kendaraan. Bahan kimia ini, termasuk yang disebut TCIPP, terdeteksi pada 99% kendaraan yang diuji.

Yang lebih memprihatinkan lagi adalah TCIPP saat ini sedang diselidiki oleh Program Toksikologi Nasional AS karena potensinya menyebabkan kanker. Para peneliti juga menemukan tingkat signifikan dari dua penghambat api tambahan, TDCIPP dan TCEP, keduanya diklasifikasikan sebagai karsinogen.

 

Dr Pakhee Aggarwal, Konsultan Senior, Ahli Bedah Onkologi Ginekologi dan Robotik, Rumah Sakit Indraprastha Apollo, menjelaskan bahwa paparan jangka panjang terhadap polutan ini, terutama di area yang banyak diperdagangkan atau ruang tertutup seperti garasi, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan penyakit lainnya. penyakit pernapasan.

Dia mencatat bahwa asbes, yang dikenal sebagai karsinogen, juga pernah digunakan pada kampas rem dan permukaan kopling, serta menimbulkan risiko bagi mekanik dan orang lain yang bekerja pada kendaraan tua.

 

“Meskipun risiko kanker akibat paparan sesekali relatif rendah, penting untuk menjaga ventilasi yang baik, meminimalkan paparan emisi kendaraan, dan mengikuti panduan keselamatan.

 

Apa saja masalah kesehatan yang bisa timbul akibat paparan zat karsinogen?

Paparan emisi kendaraan dan bahan berbahaya seperti asbes, benzena, dan formaldehida dalam waktu lama dapat secara signifikan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, terutama kanker paru-paru, kanker kandung kemih, dan mesothelioma, kata Dr Aggarwal.

 

“Polutan ini juga dapat memperburuk kondisi pernafasan, penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan risiko bagi populasi rentan seperti anak-anak dan orang tua,” jelasnya dalam interaksi dengan indianexpress.com.

Secara lingkungan, emisi kendaraan berkontribusi terhadap polusi udara, merusak ekosistem, merugikan satwa liar, dan mendorong perubahan iklim. Lebih lanjut, Dr Aggarwal mencatat, pembuangan bahan-bahan otomotif berbahaya yang tidak tepat dapat mencemari tanah dan sumber air, sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan ekologi.

 

Apakah permasalahan-permasalahan ini dapat diatasi?

Menurut Dr Aggarwal, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko kanker:

1. Mempromosikan penggunaan teknologi kendaraan yang lebih bersih dan efisien, seperti kendaraan hibrida dan listrik, dapat mengurangi emisi berbahaya secara signifikan.

2. Menerapkan standar dan peraturan emisi yang lebih ketat untuk kendaraan baru dan lama dapat membantu mengurangi tingkat polutan yang dilepaskan ke udara.

3. Perawatan dan pemeriksaan kendaraan yang tepat, termasuk penyetelan rutin dan uji emisi, dapat memastikan mesin bekerja secara efisien dan meminimalkan emisi polutan.

4. Mendorong penggunaan transportasi umum, carpooling, dan transportasi aktif (berjalan kaki atau bersepeda) dapat mengurangi jumlah keseluruhan kendaraan di jalan dan emisi yang terkait dengannya.

5. Pembuangan dan daur ulang cairan otomotif, bantalan rem, dan komponen berbahaya lainnya secara bertanggung jawab dapat mencegah pencemaran lingkungan dan potensi risiko kesehatan.

 

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.