Previous
Next
  • Home
  • »
  • Kerajinan
  • » Tidak Sebaiknya Karyawan Berlibur dengan Bermalasan

Kerajinan

Tidak Sebaiknya Karyawan Berlibur dengan Bermalasan

 

Bekerja tiada habisnya selama lima hari dalam sepekan cenderung membuat Anda menghabiskan libur di akhir pekan dengan bermalas-malasan. Wajar jika Anda melakukannya, namun dari segi psikologhal ini tidak sepenuhnya baik.

Akhir pekan sebagai hari libur adalah waktu untuk memanjakan diri, artinya Anda harus bisa me­-recharge atau memulihkan tenaga untuk aktivitas weekdays ke depan. Vierra Della, psikolog dan akademisi Universitas Atma Jaya mengatakan penting bagi setiap karyawan untuk berlibur.

Selain itu menurut Verra, setiap karyawan seharusnya memanfaatkan fasilitas penjagaan kesehatan mental yang disediakan oleh perusahaan. Fasilitas ini mulai dari pelayanan psikologi,, fasilitas relaksasi, dan paket liburan.

Terutama pada karyawan yang nasibnya kurang sejahtera, seharusnya menjadikan hari libur sebagai hari yang oenting untuk mengosokan pikiran dari tekanan pekerjaan. Nikmati liburan Anda untuk melupakan diri dari pekerjaan.

Hindari melakukan aktivitas dengan tidur sepanjang hari atau ke mal. Di hari libur Anda bisa nonton film favorit, makan makanan sehat dan favorit, relaksasi atau spa, olahraga atau berwisata alam. Melakukan hal ini sepekan sekali akan menghindarkan Anda dari stress berkepanjangan.

Di samping itu, bermalas-malasan di rumah justru akan membuat tubuh lebih banyak menanggung stress yang seharusnya dikeluarkan. Tentu saja ini mengakibatkan penumpukan stress kemudian membutuhkan penanganan yang lebih kompleks.

Selain itu, bagi karyawan yang dianggap ‘kurang piknik’, sehendaknya lebih dianjurkan untuk membangun situasi yang nyaman di dalam keluarga, sebab keluarga merupakan media ampuh untuk mengurangi stress.

Menciptakan suasana keluarga yang nyaman, komunikatif, penuh keceriaan, akan menghilangkan stress akibat pekerjaan. Tentu ini ini membutuhkan komitmen antar anggota keluarga. Membangun komunikasi dengan cara yang menyenangkan, tidak menciptakan suasana tegang, membuat hari tanpa gadget, rekreasi dengan anak di rumah atau membersihkan rumah bersama-sama yang pada akhirnya akan mempererat ikatan anggota keluarga.

Bagi karyawan yang tinggal di kota besar, bisa dengan mengungsi ke tempat yang sepi untuk menghilangkan stress. Kondisi lingkungana dalah faktor pendukung kesehatan jiwa. Misalnya Anda yang tinggal di kota sering terjebak macet maka sebisa mungkin ketika hari libura menghindarikan diri dari area macet tersebut.

Tak hanya itu, melepaskan stress juga bisa melalui kegiatan komunitas, seperti kekrja bakti, beraktivitas di pusat kegiatan masyarakat,, berkunjung ke rumah sahabat, makan bersama atau ngobrol di kafe dengan teman dan sahabat.

Verra menutup pesannya dengan fakta bahwa generasi sekarang memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Beban kerja, lingkungan kerja, keluarga hingga waktu libur menjadi faktor yang menentukan tingkat stress seseorang.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.