Previous
Next
  • Home
  • »
  • Laporan
  • » Tanpa Bakat Senipun, Seseorang Bisa Beraktivitas Seni Untuk Meredakan Stres

Laporan

Tanpa Bakat Senipun, Seseorang Bisa Beraktivitas Seni Untuk Meredakan Stres

 

Aktivitas seni rupanya tidak harus dilakukan oleh orang-orang yang menyimpan bakat seni sejak lahir. Pada dasarnya melakukan aktivitas dengan nuansa seni dapat menurunkan tingkat stress seseorang. Seni ternyata ampun untuk mengatasi stress.

Girija Kaimal, mengungkapkan hal tersebut, asisten profesir terapi seni kreatif dari Drexel University ini melakukan sebuah studi bersama rekan satu tim untuk membuktikan keampuhan seni terhadap hormon yang berhubungan dengan stress.

Penelitian ini dipublikasikan dalam makalah Art Therapy: Journal of American Art Therapy Association dimana mengungkapkan bahwa melakukan aktivitas kreatif setidaknya 45 menit dapat menurunkan stress secara signifikan. Hasil penelitian ini juga mengemukakan bahwa meski seseorang tidak memiliki pengalaman artistic hal ini tidak akan mempengaruhi efektivitas terapi.

Kaimal, bersama Kendra Ray dan Juan Muniz meneliti 39 orang dewasa berusia 18 hingga 59 tahun dan mendapatkan hasil bahwa 75 persen partisipan memiliki tingkat kotisol yang menurun setelah melakukan terapi.

Para partisipan disediakan kertas, spidol, tanah liat, dan bahan-bahan kolase dan membuat bentuk atau benda apapun dalam waktu 45 menit. Sebelumnya partisipan juga dihitung tingkat kortisolnya. Kortisol ini merupakan indikator biologis tingkat stress seseorang. Jika tingkat kortisol sesseorang tinggi maka akan tinggi pula tingkat stress yang dimiliki.

Hasilnya memang cukup mengejutkan, itulah mengapa ada gagasan terapi seni untuk membantu mengurangi stress. Setiap orang memiliki sisi kreatif dan akan mengekspresikannya dalam bentuk apapun. Seni visual akan mereka kerjakan jika dalam keadaan yang mendukung.

Dalam penelitian ini Kaimal juga menemukan adanya korelasi konsisten antara penurunan kadar kortisol dan partisipan berusia muda. Inilah mengapa banyak aanak muda yang masih berkembang mulai bereksplorasi untuk mengatasi stress, sedangkan orang tua memiliki strategi pengelolaan stress yang lebih efektif.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.