Previous
Next

Mode / Fashion

Trik Perawatan Alami Kain Batik dengan Pewarna Alami

 

 

Batik, sebagai  warisan nusantara nenek moyang selalu bisa ditemui di setiap penjuru nusantara dari Sabang sampai Merauke. Para pengrajin pun rajin bereksplorasi dan berinovasi agar batik dan kain-kain tradisional lainnya bisa bernilai tinggi dan tetap diminati masyarakat.

Umumnya, pembuatan kain tradisional menggunakan pewarna alami, sedangkan ada juga yang menggunakan pewarna kimia dan sintesis. Setiap pewarna kain juga  berbeda cara perawatannnya, terutama cara mencucinya agar kain tradisional tetap awet.

Nah, bagaimana perawatannya?

Untuk pewarna alami baiknya menggunakan perawatan yang alami pula. Di Jogja, para pengrajin batik menggunakan kerak atau daun dilem untuk mencuci kain batik. Memang, sekarang susah menemukan daun dilem, namun Anda tetap bisa melakukan perawatan alami dengan cara lain.

Pertama, cuci kain menggunakan sampo. Produk kain yang penuh batik baiknya dicuci dengan sampo atau menggunakan deterjem lembut tanpa mengandung pemutih. Jangan merendam kain untuk  menjaga warna kain tidak pudar dan tetap awet. Untuk cara kedua, menggunakan pewangi. Kain polos tanpa batik  agar tidak dicuci terlalu sering.

Mencuci kain batik cukup bisa diangin-angin saja. Sebab biasanya penggunaan kain batik juga jarang sehari penuh, mungkin hanya setengah hari atau beberapa jam saja. Apabila terdapat noda, kucek noda menggunakan tangan. Jangan mencuci kain dengan sikat kasar dan mesin cuci.

Video

Bagaimana Menggunakan Kain Batik

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.