Anak
Kekurangan Vitamin D Picu Anak Tumbuh Pendek
Pertumbuhan anak Anda terhambat, atau tubuh anak Anda pendek tidak seperti anak-anak lain pada umumnya. Kemungkinan yang menghambat tumbuh kembang anak ini adalah defisiensi vitamin D. Anak dengan kondisi seperti ini akan tumbuh dengan ukuran di bawah rata-rata atau istilahnya disebut stunting.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencatat bahwa terdapat 37,2% kasus stunting di 20 provinsi di Indonesia. Didukung juga oleh survei South East Asia Nutritions Surveys (SEANUTS), bahwa sekitar 24,2 anak laki-laki dan 24,3% anak perempuan Indonesia adalah penderita stunting.
Stunting ini selain balita mengalami pertumbuhan yang terhambat, rupanya juga mengalami perkembangan otak yang lambat dan juga menghambat kapasitas kognitif anak. Anak yang bertubuh pendek belum tentu stunting, karena nantinya juga akan diperiksa kecerdasan dan perkembangan otak mereka.
DR. Dr. Aman Bhakti Pulungan, SP.A(K), seorang ahli endokrin dan peneliti ini menjelaskan bahwa masalah pertumbuhan dan genetik pendek memiliki sejumlah indikator yang biasanya biasanya dijadikan patokan untuk mendeteksi dini anak stunting. Indikator ini seperti ukuran tinggi, berat badan, lingkar kepala, tinggi duduk anak dan lingkar lengan. Dilihat pula dari hasil pengukuran jika angkanya menunjukkan di bawah rata-rata maka segera konsultasikan anak ke dokter agar mendapat pemeriksaan diagnosis lebih lanjut.
Untuk mengantisipasi anak tumbuh stunting ini maka diperlukan pemenuhan vitamin D yang seimbang. Dengan vitamin D ini maka anak akan tumbuh secara optimal, selain itu sistem kekebalan tubuh juga terjaga agar anak beraktivitas dengan sehat.
Untuk memenuh kebutuhan vitamin D ini maka anak dianjurkan mengonsumsi susu berkalsium. Susu per 200 ml mengandung 100IU vitamin D, yang mampu memenuhi kebutuhan 25% vitamin D per harinya. Sedangkan dua gelas susu (300-400 kalori) adalah kebutuhan energi anak setiap harinya agar anak dapat beraktivitas sehari-hari. Kalori yang dibutuhkan anak usia 406 tahun adalah 1.600 kalori, dan anak usia 7-12 tahun adalah 1.800-2.200 kalori.
Pemenuhan vitamin D ini juga tergantung dari pola hidup yang diterapkan orang tua. Anak akan cenderung mendapat asupan vitamin D lebih baik apabila sering bergerak di bawah sinar matahari, dibandingkan anak yang lebih senang di dalam rumah. Sinar matahari merupakan faktor penting tubuh mengolah vitamin D, dengan kegiatan di luar rumah akan memicu pembentukan vitamin D yang lebih baik lagi.