Sejarah
Penyelamatan Kembali Kota Nimrud yang Hancur di Irak
Pada bulan November 2016, akibat serangan ISIS, sebuah kota kuno di Irak hancur lebur, yakni Nimrud yang telah berusia 3000 tahun.
Nimrud merupakan jantung kerajaan Asiria di Mesopotamia yang memiliki sejumlah Istana dan candi kuno. Sayangnya kota ini hancur akibat peluru panas dan bom dari pasukan militant Islam radikal yang menganggap bahwa bangunan bersejarah di kota tersebut sering digunakan untuk tempat oemujaan berhala.
Hancurnya Kota Nimrud
Nimrud berlokasi di timur Sungai Tigris, 30 km selatan kota Mosul. Kota Mosul sendiri adalah kota terbesar yang didominasi oleh ISIS dan menjadi tempat dimana Irak melawan ISIS. Kota kuno lainnya, seperti Nineveh dan Khorsabad masih aman terlindungi. Hatra, kota kuno 2000 tahun dengan pusat akulturasi Romawi-Yunani dan sentuhan Timur sudah hancur oleh ISIS sejak tahun 2014 lalu.
Peta Lokasi Kota Nimrud
Situs bersejarah Palmyra hancur setelah dua kuil dan gerbang lengkung ribuan tahun lalu diledakkan menggunakan dinamit. Palmyra ternyata masih bisa direstorasi, menurut pakar arkeologi Suriah. Sedangkan Nimrud menunjukkan tingkat keparahan yang tinggi.
Sepuluh patung raksasa Nimrud hancur, patung-patung ini berlokasi di gerbang istana Kuil Ishtar, dewi cinta, perang, seks dan kekuatan. Begitu juga dengan Kuil Nabu yang hancur yang tempat dewi literature dan kebijaksanaan.
Tembok-tembok berhiaskan mural hancur akibat serangan bulldozer dan bor. Selain itu ISIS juga mengisi tong-tong menggunakan peledak dinamit untuk meledakkan kuil. Melalui satelit juga terlihat bahwa ISIS telah menghandurkan ziggurat dan menara berundah pada masa Ashurnasirpal II dan Shalmaneser III di abad ke-9 sebelum masehi.
Penyelematan Kota
Setelah Palmyra, Nimrud menjadi kota yang hancur akibat perang di Suriah. Tentu saja hancurnya kota membuat cemas para sejarawan dan arkeologi, karena penyeleman kota masih terkenda oleh pasukan ISIS yang menguasai kota.
Pihak militer Irak kemudian mengandalkan drone untuk memastikan bahwa kota Nimrud aman dari serangan ISIS. Drone ini digunakan untuk memasitkan tidak ada ancaman dari ISIS, seperti yang dijelaskan oleh salah satu anggota mikiter Irak dari Ninth Armoured Division, dilansir dari Reuters.
Drone diterbangkan tanpa senjata agar tidak memicu kondlik baru dengan ISIS sehingga malah memperparah kehancuran Nimrud.
Badan UNESCO PBB telah mengutuk ISIS karena menghancurkan kota-kota bersejarah, apalagi aksi mereka yang secara brutal merusak kota Nimrud, saksi awal peradaban manusia di abad Mesopotamia. Wakil Menteri Kebudayaan Irak, Qais Hussain Rasheed, mengatakan bahwa pembebasan kota-kota kuno di Irak adalah upaya kemenangan manusia tidak hanya bagi Irak saja.
Pakar arkeolog irak ingin memastikan lebih dulu bahwa kota Nimrud aman dari penguasaan ISIS, baru kemudian akan mengirimkan ahli aekologi untuk melakukan pemeriksaan secara langsung.
Nimrud sendiri telah ditemukan melalui penggalian di awal abad ke-19, yang merupakan misi Max Mallowan, arkeolog Inggris, di tahun 1950. Pengalamannya kemudian dirangkum dalam sebuah buku berjudul “Murder on the Orient Express”, “They Came to Baghdad”, dan “Murder in Mesopotamia.