Kesehatan
Penderita Kanker Merasakan Nyeri, Apa Penyebabnya?
Dalam beberapa tahun ini kanker tengah menjadi penyakit yang ramai dibicarakan. Kanker yang menjadi penyebab kematian utama banyak penderita mulai dikhawatirkan oleh orang-orang yang tidak sakit kanker sekalipun. Kanker serviks misalnya yang sudah digalakkan program vaksin HPV membuat sebagian besar orang di dunia melakukannya untuk mencegah potensi kanker di masa mendatang.
Mereka juga bercermin dengan riwayat para seleb ternama yang pernah menderita kanker maupun meninggal karena kanker. Seperti di Indonesia belum lama ini kita kehilangan Yana Zein dengan kanker paru-paru dan yang paling menghebohkan adalah Julia Perez alias Jupe yang didiagnosa kanker serviks.
Secara umum, para penderita kanker biasanya merasakan nyeri akibat penyakit yang diderita. Satu dari tiga orang yang menjalani terapi kanker mengelih sakit. Jika sel kanker sudah menyebar dan kambuh rasa nyeri bisa dirasakan lebih hebat lagi. Jupe misalnya mengeluh nyeri pada bagian punggung, kaki dan perut.
Profesor Andrijono, Sp.OG(K) dari RSCM Kencana Jakarta menjelaskan bahwa rasa sakit yang dirasakan oleh kebanyakan pasien kanker ini menyebabkan mereka mengalami mual dan susah tidur. Rasa mual selain disebabkan karena kemoterapi juga bisa karena rasa nyeri itu.
Rasa nyeri yang muncul dari kanker ini dikarenakan adanya pertumbuhan atau kerusakan yang timbul pada jaringan yang berdekatan dengan sel kanker. Sel kanker bisa menggerogoti bagian-bagian tulang dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Rasanya seperti tulang dipencet atau digigit-gigit dan bisaa berlangsung selama 24 jam.
Sel kanker atau tumor yang semakin membesar kemungkinan juga bisa menyebabkan tekanan pada saraf, tulang dan organ lain sehingga rasa nyeri kembali terasa.
Untuk mengurangi rasa nyeri akibat kanker ini salah satunya bisa dilakukan dengan cara operasi, yaitu mengangkat sumber nyeri, bisa juga dengan kemoterapi, radiasi ataupun terapi kanker lainnya yang memungkinkan.
Apabila upaya –upaya tersebut tidak bisa dilakukan karena kondisi pasien maka pasien akan diberikan obat pengontrol nyeri seperti morfin dan sebagainya. Baru jika memang tidak mempan maka operasi adalah jalan satu-satunya untuk mematikan saraf.
Operasi mematikan sarah menjadi cara untuk membuat sinyal nyeri dari saraf tidak sampai ke otak. Tak hanya itu saja, cara tradisional bisa dilakukan seperti dengan akupuntur, akupresur, pijat, meditasi, relaksasi hingga humor.