Home
Kesehatan

Kesehatan

Konsumsi Raw Food Lebih Bermanfaat dari Makanan Matang

Jenis-jenis diet sangat beragam dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hanya orang untuk membedakannya masih banyak orang mengalami kesulitan. Misalnya Diet Palei dan Diet Mayi yang membantu menjaga kesehatan tubuh melalui konsumsi bahan alami. Bagaimana dengan raw diet manfaatnya terhadap tubuh?

Raw diet didefinisikan sebagai pola makan yang pelakunya dianjurkan mengonsumsi sayuran, buah, rerumputan, tanaman liar, kacang, biji-bijiaan dan umbi serta bahan lainnya. Cara mengonsumsinya, bahan-bahan tersebut harus melalui proses fermentasi secara mentah atau tidak dimasak pada suhu melebihi 42-45 derajat Celcius.

Keistimewaan dari rawt diet ini adalah tidak mematikan enzim di dalam tubuh. Tubuh ternyata memerlukan enzim yang berfungsi mencerna makanan. Sebab pada dasarnya tubuh akan memproduksi enzin meskipun membutuhkan lebih banyak energi.

Setiap harinya tubuh akan bekerja ekstra dalam menjalankan seluruh fungsi organ, termasuk pencernaan tubuh dan memproduksi enzim. Makanan yang telah dimakan, terutama makanan berat yang mengandung karbohidrat dan sumber hewani justru akan membuat kita semakin mengantuk dan lelah. Sedangan mengonsumsi raw food tidak akan memperoleh efek tersebut.

Seorang praktisi raw diet dari Indonesia berpendapat bahwa ia yakin tubuh manusia memiliki jumlah enzim yang terbatas. Ketika enzim itu berkurang maka fungsi organ tubuh akan berkerja kurang maksimal hasilnya penuaan dini terjadi dengan cepat.

Memang tidak dianjurkan mengonsumsi raw food yang 100 persen masih mentah, namun dibandingkan dengan makanan masak, raw food memiliki pH rata-rata basa. Makanan tentu saja mempengaruhi pH tubuh kita. Apabila pH tubuh asam maka tubuh akan mudah terkena penyakit.

Sedangkan memasak atau memanaskan makanan akan banyak menghilangkan banyak vitamin pada makanan. Memasak makanan yang sudah mati sama halnya kita mengonsumsi sumber kehidupan yang mati dan kita juga serasa tidak “hidup, the real energy-nya kurang.