- Home »
- Sastra »
- Dongeng & Hikayat » Ingin menjadi Pembaca Dongeng, Sudahkah Lakukan 5 Tips Ini?
Dongeng & Hikayat
Ingin menjadi Pembaca Dongeng, Sudahkah Lakukan 5 Tips Ini?
Sebagian besar orang pasti pernah mendengar istilah ‘mendongeng cerita’. Tidak seperti kita sedang membaca sebuah buku cerita, mendongen ini dilakukan dari mulut ke mulut. Teknik mendongen sendiri sudah lama dilakukan oleh nenek moyang yang menyampaikan cerita kepada anak cucunya. Bahkan mendongen juga dilakukan oleh ibu kepada anak di malam hari menjelang tidur, atau guru kepada muridnya di kelas.
Agar ketika mendongeng, si pendengar dapat tertarik dengan cerita yang di bawakan tentu saja membutuhkan ‘seni’ mendongeng yang tepat. Bagaimana tipsnya?
- Sebelum Anda mendongengkan cerita, sebaiknya Anda membaca dulu keseluruhan isi cerita. Jangan sampai Anda mendongeng tanpa tahu ceritanya keseluruhan sehingga Anda hanya terfokus pada membaca tanpa menyampaikan isinya.
- Selain membaca keseluruhan, Anda juga perlu menelaah isi cerita untuk mengetahui urutan dari jalannya cerita. Dengan aktivitas ini nantinya akan mudah Anda membantu audiens memahami cerrita yang dibawakan. Jangan sampai cerita melompat-lompat agar audiens tidak kebingungan. Suatu kejadian biasanya berhubungan dengan kejadian sebelumnya atau selanjutnya.
- Pengucapan harus jelas. Saat membacakan dongeng pastikan Anda bersuara dengan pengucapan bunyi bahasa yang jelas dan tepat. Hal ini harus dilakukan agar audiens tidak salah dalam menangkap makna cerita.
- Intonasi harus tepat. Nah, selain pengucapan perhatikan juga intonasi saat membacakan cerita. Perhatikan temponya agar audiens dapat membedakan intonasi pertanyaan, berita, perintah, cerita bahagia, menyedihkan, marah, suara alam hingga binatang yang ingin Anda sampaikan.
- Bermain dengan gesture. Gestur sangat penting untuk menghidupkan suasana saat bercerita. Gesture adalah gerakan anggota badan untuk memperagakan cerita atau adegan yang Anda bawakan. Misalnya ketika angina bertiup kencang Anda bias memperagakan tangan yang melampau-lambai, kaki yang melompat atau berjalan untuk menggambarkan perpindahan si tokoh. Dengan gesture ini audiens juga tidak akan bosan mendengarkan cerita Anda.
- Variasi mimik wajah. Selain gesture, mimik juga perlu dibawakan untuk menggambarkan ekspresi wajah sesuai dengan cerita yang dibawakan. Jika cerita sedang dalam situasi sedih maka tunjukkan wajah kesedihan. Selain itu jangan tunjukkan mimik yang berlebihan atau dipaksakan agar audiens tidak illfeel dengan penampilan Anda.
Beberapa tips berikut sering dipraktikkan oleh para pembaca dongeng professional. Saat ini pembaca dongeng menjadi sebuah pekerjaan yang menyenangkan sekaligus menjanjikan. Anda berminat?