Hobi
Di era 70-an, Tak Mungkin Backpacker Hanya Mengandalkan GPS dan Instagram
Backpacking kini adalah hobi baru kaum muda. Bagi para backpacker modern, wajib untuk memiliki ponsel GPS, koneksi wifi ataupun akun Instagram. Namun rupanya teknologi tidaklah menghampiri para petualang terdahulu.
Hobi mengembara ternyata sudah dimulai sejak ratusan tahun lalu. Sedangkan di era 1970-an, perjalanan ke luar negeri atau tujuan tanpa tahu kemana banyak berkembang dengan istilah ‘jejak hippie’
Salah satu para petualang di era 70-an adalah Roger Sproston, yang menulis buku Fighting for Light: The Travels of a Tin Pot Warrior, dengan membuat skema petualangan yang tidak mungkin dialami oleh para backpacker di era modern.
Sproston memulai perjalanan sejak usia 15 tahun, kini ia berusia 63 tahun, dengan bergabung di dalam Angkatan Laut Inggris. Ia melarikan diri dari kehidupan kelas pekerja di Wolverhampton yang sangat membatasi ruang geraknya.
Sproston kemudian berani berpindah kapan untuk menuju kebabasan, kemudian dimulai dengan tahun-tahun perjalanan ke seluruh dunia dengan persediaan hanya dari pakaian di punggungnya. Untuk menghindari tembakan peluru revolusi di Iran, singgah sebentar di San Francisco dan pelarian dari pembunuh berantai William Bonin yang dulu dikenal sebagai the Highway Strangler pada tahun 90-an. Kala itu Sproston kurang mempertimbangkan keselamatan dirinya.
Pada era 70-an dunia serasa tidak nyaman, lebih polos, berbeda dari sekarang yang lebih papranoid. Sekarang seseorang bisa pergi ke Perancis bermodalkan uang kertas lima dolar dan mengacungkan ibu jari keluar.
Namun di tahun 1978, orang-orang melakukan perjalanan dengan pengalaman yang murni, tanpa taku apa yang bakal terjadi di depan, serta bisa berada di sebuah tempat dengan satu atau beberapa cara. Sproston pun tak pernah menyangka ia bisa selamat dari perjalanan tersebut. Ia berharap dengan uang lima dolar dan mengacungkan ibu jari bisa pergi ke India.