Previous
Next

Tutorial / Panduan

Trik Memaksimalkan Lensa Fix di Situasi yang Tepat

 

Para pecinta dunia fotografi pasti sangat memahami mengapa mereka perlu mempunyai setidaknya satu buah lensa fix. Lensa fix akan membantu mereka menciptakan hasil cepretan yang gahar dan berseni tinggi. Dengan kebutuhan lensa fix yang semakin meningkat, para produsen lensa fix juga berlomba-lomba menunjukkan kekuatan produk mereka.

Leica, misalnya belum lama ini merilis tiga lensa wide terbaru yang merupakan lensa fix atau tidak bisa di-zoom. Ketiga produk tersebut adalah Summicron-M 28mm f/2, Summicron-M 35mm f/2, dan Elmarit M 28 mm f/2.8. Leica selama ini selalu mempertahankan genre lensa fix sebagai produk andalan untuk menghasilkan standar kualitas fotografi. Meski harganya sedikit mahal namun lensa fix ini mengandalkan aspek ketajaman, akurasi, dan cara berkomunikasi yang lebih representative.

Tidak hanya Leica, produsen lain pun juga mengandalkan lensa fix ini disamping tetap memproduksi lensa zoom. Alasannya, karena lensa fix tidak bisa maju mundur  seperti halnya lensa zoom, namun para pecinta fotografi tetap menikmatinya.

Pertama, lensa fix menawarkan sensasi memotret dengan nyaman secara fokus karena subjek foto ada di depan mata. Agar hasil jepreten selalu oke, para pengguna lensa fix menempatkan posisi subjek di tiga atau empat meter di depan lensa.

Faktor kenyataman ini banyak membuat fotografer tetap fokus tanpa memperhatikan hal-hal menarik dari landscape hingga close up. Otak pun kemudian menjadi rileks untuk menemukan moment tepat secara fotojenik, cepat dan atraktif.

Kedua, para fotografer harus mendekat ke subjek untuk memperoleh hasil foto yang maksimal dikarenakan lensa tidak bisa untuk zoom. Dengan begitu, fotografer lebih bisa menyapa dan berinteraksi langsung sehingga terkadang menemukan sesuatu yang tak terduga sebelumnya.

Proses komunikasi ini menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan foto terbaik. Dengan adanya kekuatan dan kekuatan emosi maka hasil foto akan semakin jernih dan menonjolkan karakter yang begitu kuat pda subjek yang difoto.

Ketiga, lensa fix memiliki keunggulan pada kelebihan aperture dan para pengguna harus bisa memanfaatkannya secara efektif. Aperture favorit yang kerap dipilih adalah f/1,8, f/2,8, f/5,6, f/9, f/11 dan f/13. pada diafragma tersebut pengguna bisa menciptakan ketajaman foto baik itu lansekap maupun secara cloes up.

Hal ini dikarenakan lensa fix tidak serumit lensa zoom dalam pengoperasiannya sehingga kerja lensa lebih mampu menciptakan gambar yang presisi, detil dan efektif. Tak hanya itu, lensa fix juga memiliki diafragmaa besar seperti f/1.4 atau f/2.8 yang akan membatu memotret meski kondisi cahaya temaram, serta menciptakan efek bokeh. Speed kamera pun lebih bisa diandalkan sehingga meminimalisir gambar saat goyang.

Keempat, penggunaan lensa wide fix lebih direkomendasikan saat streetphotography, traveling, portrait, dan dokumentar. Untuk genre foto seperti photojournalist, wildlife atau spot photography sebaiknya tidak digunakan. Lensa lebar tanpa zoom akan menghasilkan gambar maksimal jika penggunannya juga tepat.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.