Previous
Next

Hukum & Politik

Tiga Daerah di Indonesia dengan Tradisi Pernikahan di Bawah Umur

 

Pernikahan muda atau di bawah umur masih menjadi fenomena yang kerap ditemukan di Indonesia, pernikahan ini terjadi akibat faktor ekonomi, pendidikan rendah, adat istiadat serta dampak pergaulan bebas. Kejadian ini menimbulkan polemic dengan semakin tingginya angka perceraian di Indonesia. Anak muda yang menikah cenderung bersifat labil serta belum ada kesiapan untuk membangun rumah tangga.

Banyak pihak yang menentang akan praktik pernikahan di bawah umur ini, meski demikian di sejumlah tempat di Indonesia pernikahan bawah umur justru menjadi sebuah tradisi. Banyak hukum ada yang menganggap menikah di usia dini merupakan solusi terbaik menghindarkan diri dari kemaksiatan dan tidak akan membebani keluarga.

Tiga daerah di Indonesia yang terkenal dengan tradisi perkawinan bawah umur antara lain:

 

Madura

Banyak remaja usia belia di Madura, Jawa Timur yang lazim dinikahkan. Bahkan di daerah tersebut banyak ditemukan gadis-gadis usia 15 tahunan sudah menggendong anak. Faktor yang membuat orang Madura memiliki tradisi tersebut adalah untuk mengikat keluarga jauh serta sebagai bentuk utang budi. Pernikahan muda di Madura diawali dengan perjodohan serta kesepakatan dari kedua orang tua mempelai.

 

Indramayu

Di kawasan Sunda, khususnya Indramayu banyak sekali masyarakat yang menikah di usia muda. Gadis belia usia 13 – 15 tahun sudah memiliki anak dengan pasangan yang juga sama-sama muda. Faktor tradisi di Indrammayu tersebut umumnya karena alasan ekonomi, serta orangtua yang ingin meningkatkan derajat keluarga terutama jika calon menantu berasal dari kekuarga terpandang dan berada.

 

Sulawesi Selatan

Jauh ke Pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Selatan, terdapat sebuah pulau bernama Kondingareng yang cukup jauh dari Kota Makassar. Tradisi kawin muda rupanya cukup lazim di pulau tersebut dan terbilang agak ekstrem. Pernikahan di sana ditentukan begitu anak perempuan mengalami menstruasi pertama kali. Si orang tua akan menncarikan pasangan dan buru-buru menikahkan anaknya.

Orang tua di pulau tersebt menganggap anak belia lebih susah menjaga diri sehingga solusi utamanya adalah menikah. Uniknya, orangtua di sana juga menyadari pentingnya kontrasepsi, agar anak tidak lekas hamil di usia belia.

 

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.