Daerah
Tidak Wajib Lho Mengikuti 3 Tradisi Pernikahan Ini
Tradisi pernikahan di setiap daerah sangat berbeda-beda namun juga tidak berubah dari generasi – ke generasi. Konon, pernikahan juga menjadi salah satu tradisi budaya yang harus dilestarikan. Meskipun demikian, banyak orang tua modern atau pasangan pengantin modern mulai meninggalkan tradisi pernikahan tradisional dan beralih ke sentuhan yang lebih modern.
Ada tiga tradisi yang sebenarnya tidak masalah jika Anda meninggalkannya. Tidak semua pengantin wajib melakukan hal tersebut. Simak uraiannya:
Memakai busana pengantin serba putih
Busana pengantin yang serba putih dipilih oleh kebanyakan calon pengantin karena warna putih melambangkan kesucihan pernikahan mereka. Meskipun begitu bukan berarti calon pengantin tidak boleh menggunakan warna lain. Indonesia memiliki banyak tradisi yang beragam sehingga warna putih bukanlah keharusan. Busana pengantin warna silver, gold, merah, biru bahkan hitam juga bisa dijadikan warna alternative termasuk material hingga model gaun pengantin yang disesuaikan dengan kepribadian dan budaya pengantin berasal.
Dilarang bertemu sang calon sebelum pernikahan
Terutama pada masyarakat Jawa, tradisi pingitan masih ketat dilakukan. Namun dengan konsep modern, sebenarnya budaya pingitan tida harus menjadi kewajiban. Banyak pasangan sekarang yang masih santai bertemu satu sama lain, apalagi jika mereka harus mengurus hal yang penting terkait pernikahan. Jangan sampai pingitan malah membuat acara pernikahan kacau karena kurangnya komunikasi.
Rias pengantin tradisional
Rias pengantin biasanya juga berhubungan dengan adat daerah tertentu, sehingga calon pengantin bahkan orangtua mempelai mengesampingkaan jasa makeup artist. Lebih parahnya lagi, kewajiba ketika proses rias, calon pengantin tidak boleh melihat cermin pun masih dipatuhi.
Di jaman modern, hal tersebut bukanlah kewajiban karena banyak pengantin yang dirias oleh rukang paes dan makeu artisti professional sekaligus, hasilnya bahkan lebih menawan tanpa mengesampingkan tradisi.