- Home »
- Transportasi »
- Ongkos Kirim » Ini Lho, Empat Maskapai Dengan Rating Buruk di Dunia
Ongkos Kirim
Ini Lho, Empat Maskapai Dengan Rating Buruk di Dunia
Sejak tragedi jatuhnya pesawat Air Asia Desember 2014 lalu, Indonesia kemudian memberlakukan batasan tarif tiket murah dan pemeringkatan bagi setiap maskapai yang ada di Indonesia. Pemeringkatan ini dipertimbangkan berdasarkan tingkat keamanan maskapai, rekor kecelelakaan dan juga fasilitasnya.
Sebuah sistem penilaian dari situs AirlineRatings.com yang menangani pemeringkatan maskapai belum lama ini juga mengeluarkan daftar peringkat maskapai teraman di dunia serta maskapai paling tidak aman di dunia. Maskapai dengan frekuensi kecelakaan hingga menyebabkan kematian penumpang/awak kabin dikurangi satu bintang.
Pemeringkatan maskapai ini sangat penting, setidaknya maskapai yang mengalami insiden dengan risiko kematian akan mendapat pengurangan satu bintang selama 10 tahun sejak insiden tersebut terjadi. Demikian seperti yang dijelaskan oleh situs AirlineRatings.com mengenai sistem penilaian.
Dalam sistem penilaian ini AirlineRatings.com melakukan pengauditan terhadap otoritas penerbangan, audit pemerintahan, asosiasi, dan catatan rekor keselamatan pada setiap maskapai. Selain itu juga diperiksa sejarah operasional, keunggulan operasional dan rekor kejadian.
Terdapat 449 maskapai yang menerima audit oleh situs tersebut. Kemudian terungkap hanya 149 maskapai yang menerima bintang tujuh dalam aspek keamanan. Survei ini juga mengungkap sebanyak 50 maskapai hanya memiliki 3 bintang atau kurang dari. Empat maskapai lainnya juga baru memperoleh satu bintang dalam hal keamanan.
Keempat maskapai ini adalah dari dua dari Nepal yaitu Nepal Airlines dan Tara Air, dan dua lainnya adalah Kam Air dari Afganistan dan Scat Airlines dan Kazakstan. Empat maskapai dengan satu bintang ini selanjutnya juga masuk dalam daftar yang dilarang memasuki negara Uni Eropa.
Pihak Amerika Serikat sendiri juga membuat daftar maskapai yang dilarang masuk ke negaranya. Daftar maskapai tersebut disusun mengingat sejumlah maskapai tidak memenuhi standar keselamatan di penerbangan internasional.