Previous
Next
  • Home
  • » Ingin Bounce Rate Turun? Jauhi 9 Hal Ini dalam Desain Website

Ingin Bounce Rate Turun? Jauhi 9 Hal Ini dalam Desain Website

Mengembangkan website tidak semudah yang dipikirkan karena bahkan kesalahan terkecilpun bahkan bisa menyebabkan user experience yang buruk dan menaikkan bounce rate. Oleh karena itu, kamu harus benar-benar hati-hati saat mendesain website untuk bisnis. Website bisa dibilang merupakan wajah dari brand dan jika tidak menarik, maka value dari brandmu juga ikut menurun drastis. Beberapa faktor lain yang memegang peranan penting dalam website di antaranya navigasi, SEO, konten, dll.

Berterima kasihlah pada SEO dan PPC, karena dengan mereka kamu bisa membawa calon pelanggan dengan mudah mengunjungi situsmu, namun mempertahankan perhatian mereka untuk jangka waktu yang lama tetap menjadi tantangan tersendiri. Jika kamu sedang mendesain web untuk pertama kalinya, maka hindari beberapa hal di bawah ini karena itu bisa membuat usermu tidak senang.

Tumpukan foto dan kombinasi warna yang berlebihan bisa membuat visitormu bingung dan tidak nyaman.

Tumpukan foto dan kombinasi warna yang berlebihan bisa membuat visitormu bingung dan tidak nyaman.

Kreativitas berlebihan: Visitor mengunjungi website tentu dengan tujuan tertentu berkaitan dengan produk/servis yang kamu tawarkan, dan ekspektasi mereka adalah websitemu memiliki desain dan layout yang simpel sehingga mereka bisa fokus mencari apa yang dibutuhkan di sana. Terlalu banyak kreativitas akan membingungkan. Beberapa perusahaan agensi dan grafik desainer seringkali membuat layout yang tidak konvensional untuk menarik visitor, tapi ketika elemen kreatif mulai membuat visitor bingung dan justru menghalangi alur navigasi, maka percayalah. Sesuatu hal yang buruk akan terjadi pada bisnismu.

Tidak menggunakan warna brand: Warna brand/brand colors terdiri dari dua tipe. Pertama, kau bisa memiliki warna yang paten untuk brandmu seperti Coca Cola atau yang kedua, kamu bisa menggunakan warna yang sesuai dengan identitas perusahaan. Jika kamu tidak memiliki warna brand yang paten, namun ingin menggunakan psikologi warna untuk menarik pelanggan, maka pilihlah warna yang sesuai dengan karakteristik brandmu. Contohnya, merek kosmetik untuk perempuan bisa menggunakan warna pink dalam desain webnya untuk membuat visitor merasa nyaman.

BlogPress: Mobile Responsive Web Design

Website sebaiknya didesain untuk bisa diakses oleh semua perangkat—terutama perangkat mobile seperti Android dan iOS

Tidak responsif: Saat ini ada semakin banyak orang yang menggunakan smartphone dan tablet. Situs yang desktop friendly tidak bisa dilihat dengan baik di mobile dan tablet karena ukuran teks akan menjadi terlalu kecil. Mengembangkan website mobile adalah solusinya, namun juga merupakan pilihan yang memakan biaya tambahan. Jadi, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah merancang website yang responsif sejak awal. Dengan begini kamu akan bisa menjangkau semua jenis pengguna web. Situs yang responsif juga akan mudah dideteksi oleh mesin pencari seperti Google, Yahoo, Bing, dll.

Link yang tidak di highlight: Banyak website yang menggunakan link internal dan eksternal dalam halamannya untuk menaikkan ranking mereka di Google. Tidak ada yang salah dengan itu, namun menautkan link harus dilakukan dengan jelas. Tandai link menggunakan warna yang berbeda agar pembaca bisa memahami bahwa mereka akan dibawa ke halaman lain jika link tersebut diklik.

BlogPress: Web Design

Font ukuran kecil mungkin masih bisa kita lihat dalam media massa koran, namun font dalam websitmu harus jelas dan mudah dibaca.

Font terlalu kecil: Ini mungkin menjadi kesalahan yang paling sering dilakukan oleh desainer web, namun ini juga akan berpengaruh pada bisnismu. Memang benar, konten adalah raja, tapi jika pembaca tidak bisa membaca dengan baik semua konten yang kamu rancang, mereka tidak akan pernah bisa memahami bisnismu dan lebih buruknya, tidak akan pernah mau membeli produk/jasa yang kamu sediakan. Ukuran font disesuaikan dengan font style yang dipilih, tapi jika ingin aman, pastikan fontmu berada di ukuran 12 hingga 16 poin.

Konten yang terlalu panjang: penulisan konten merupakan tanggung jawab dari penulis konten. Lalu apa urusannya dengan desainer web? Pertanyaan bagus! Penulis konten memang yang mengerjakan konten dari halaman web, tapi desainer web berkewajiban untuk mengorganisir teks dalam halaman. Misalnya kamu mendapat sebuah konten sebanyak 500 kata untuk satu halaman. Tugasmu adalah untuk membagi-bagi konten ke dalam beberapa paragraf dan menebalkan teks untuk menonjolkan judulnya. Kamu juga bisa menggunakan warna-warna cerah untuk menonjolkan beberapa poin penting dan membuat daftar poin-poin. Pengguna web tidak memiliki kesabaran yang cukup banyak seperti pembaca koran/majalah. Mereka melakukan scanning pada halaman yang dikunjungi untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dnegan cepat. Jadi, gunakan paragraf-paragraf singkat, poin-poin, huruf miring dan warna-warni untuk membantu mata mereka scanning dengan lebih cepat.

Hanya berisi promosi: Kamu tentu ingin mempromosikan bisnismu melalui website, namun seorang desainer yang baik tidak akan membuat website terlihat seperti billboard. Daripada memberitahukan visitor tentang “kami menyediakan jasa ini” dan “beli di sini”, beri mereka alasan kenapa mereka sebaiknya berbisnis denganmu. Calon pembeli akan mengetikkan kata kunci di Google ketika mereka membutuhkan sesuatu dan kamu sebaiknya menarik perhatian mereka dengan menunjukkan bahwa kamu memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya, jika seseorang mengetikkan ‘asuransi kesehatan’, dan sampai pada landing page situsmu, maka kamu bisa menyapa mereka dengan menuliskan “Apakah Anda mencari asuransi kesehatan? Polis yang tersedia untuk seluruh anggota keluarga? Selamat kamu telah berada di tempat yang tepat!” beritahukan visitor bahwa kamu memiliki solusi dari masalah yang mereka miliki. Ini mesupakan promosi bisnis

Terlalu banyak tombol aksi (CTA): Ketika visitor mengunjungi websitemu dan mereka akan segera mengambil aksi, tapi tidak terlalu banyak! Maka, jangan tempatkan terlalu banyak tombol seperti “klik di sini” atau “lihat selengkapnya di sini” dalam websitemu. Itu akan mengganggu konsentrasi visitor dan membingungkan mereka. Misalnya kamu sedang mengembangkan situs edukasi dan memiliki dua tujuan—mengumpulkan database alamat email untuk newsletter dan menjual e-book. Untuk itu, kamu cukup membuat dua tombol CTA dalam situsmu. Yang pertama bisa tombol “click to subscribe” dan yang kedua adalah tombol “buy e-books”.

Melupakan fungsi auto save: Visitor akan tidak senang jika harus menuliskan hal yang sama untuk kedua kalinya dalam formulir di web. Jadi, kamu sebaiknya menyediakan fungsi auto save dalam semua form. Dengan begini, bahkan jika koneksi internet user tiba-tiba terputus, mereka bisa mulai lagi dari bagian terakhir yang mereka isi, bukan dari form awal.

Beberapa poin di atas adalah salah satu masalah paling serius yang bisa menodai user experience dan membuat calon pelangganmu kabur. Aturan utama dari desain web yang baik adalah harus user friendly. Gunakan kreatifitasmu namun jangan terlalu berlebihan. Kamu akan bisa menurunkan bounce rate dan membuat situsmu lebih menarik dan bermanfaat.

Pengen punya bisnis online sendiri? Jangan bingung, Jejualan punya solusinya! Yuk langsung kunjungi sekarang juga. Mudah, cepat, dan aman.

(/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.