Previous
Next

Hukum & Politik

Belajar Leadership dari Nelson Mandela

 

Hari Jumat, 6 Desember 2013, Nelson Mandela menutup mata di usia 90 tahun. Namanya masih hangat di jagat dunia politik dan kenegaraan. Sebagai Bapak Afrika Selatan, ia telah mendedikasikan diri untuk perdamaian dunia. Bahkan negarawan yang dikenal sebagai pecinta batik ini juga akrab ditelinga Indonesia sebab kedekatannya dengan Soeharto, Soekarno dan beberapa tokok lain.

Nelson Mandela sudah meninggalkan dunia. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sosoknya, termasuk pelajaran leadership (kepemimpinan). Beberapa prinsip leadership ini sebaiknya menjadi panutan para pemimpin dunia:

1. Keberanian bukanlah mangkir dari ketakutan – ini menginspirasi satu sama lain untuk bergerak keluar. Keberanian yang dimiliki seorang pemimpin dengan tidak menunjukkan rasa takutnya di depan orang lain akan membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman dan menjadi motivasi orang lain ketika sulit.

2. Pimpin dari depan – namun jangan tinggalkan barisan belakangmu. Hal ini dibuktikan ketika Mandela berdialog dengan pemerintah apartheid. Beberapa temannya mengira Mandela sudah menjual harga dirinya. Namun Mandela berhasil meyakinkan teman-temannya kembali bahwa ia tidak meninggalkan teman-teman dibelakangnya dengan maju sendiri, ia juga menjelaskan rencananya sehingga teman-temannya bisa percaya.

3. Pimpin dari belakang – dan biarkan yang lain percaya mereka yang ada di depan. Pemimpin yang baik tentu akan bertugas menciptakan sebuah kesepakatan, bukan untuk menyuruh-nyuruh bawahannya. Mandela suka mendengarkan pendapat teman-temannya, dan dia akan merangkan pendapat tersebut, kemudian barulah ia mengemukakan pendapatnya tanpa nada memaksa atau memerintah.

4. Ketahui musuhmu – dan belajarlah tentang olahraga favoritnya. Mandela belajar keras bahasa Afrikan dan sejarah kolonialisasi bangsa Afrika Selatan ketika ia memulai perjuangannya. Mandela juga belajar rugby karena olahraga ini adalah favorit bangsa putih di Afrika Selatan. Ia justru disenangi pihak lawan seperti sipir penjara sampai Presiden kulit putih Afrika Selatan di masa apartheid sehingga dialog dengan musuh berjalan lancar.

5. Jaga erat temanmu – dan musuhmu bahkan lebih dekat. Mandela percaya bahwa dekat dengan rival justru akan mudah dalam mengendalikan musuh. Ia memiliki rival yang justru dekat dengannya disamping ia memiliki teman dekat  dari orang yang ia suka.

6. Masalah penampilan – dan ingat untuk tersenyum. Mandela memiliki penampilan fisik yang sempurna disamping penampilan dalamnya. Ia seorang petinju amatir, suka berpakaian jas rapi, tampan, anak kepala suku, fakta ini ia gunakan untuk membangun citra baiknya. Mandela tidak pernah lupa tersenyum, karena senyum adalah lambang kedamaian.

7. Tidak ada hitam atau putih. Penolakan politik apartheid jelas dilakukan oleh Mandela di Afrika Selatan. Apartheid justru menyebabkan dampak psikologis, sosiologis dan historis yang panjang di Negara tersebut. Mandela suka mengambil jalan praktis dalam berbagai jalan ketika mememecahkan suatu masalah. Ia kerap mengganti ideologinya jika sekiranya baik untuk mencapai tujuan akhirnya.

8. Berhenti itu juga memimpin. Ketika Mandela berhenti dari kepemimpinannya buka berarti ia berhenti dalam perjuangannya. Ia bahkan menjadi presiden seumur hidup karena jasa-jasanya. Ia bukanlah orang yang suka rela ingin dipilih saat pemilu.

Video

Doa untuk Nelson Mandela

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (1)
11 Mar 2015 14:59
RANGGA
PUSAT JUAL OBAT KUAT - OBAT PEMBESAR PENIS - ALAT BANTU SEX - nnnnhttp://vimax-canadaasli.blogspot.com/ # vimax-canadaasli.blogspot.com/2015/02/obat-pembesar-vimax-canada.html # vimax-canadaasli.blogspot.com/2015/02/obat-perangsang-wanita-fainted-spray.html # vimax-canadaasli.blogspot.com/2015/02/obat-kuat-viagra-100-mg.html # http://vimax-canadaasli.blogspot.com/2015/02/alat-pembesar-penis-vakum-pompa.html # http://vimax-canadaasli.blogspot.com/2015/02/alat-bantu-sex-pria-boneka-full-body.html