Bisnis
Wah, Rupiah Melemah Di Beberapa Mata Uang Asing
Gejolak keuangan Negara yang saat ini terjadi adalah kondisi mata uang rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam surveinya, rupiah rupanya juga melemah di depan dolar Australia, yen dan euro.
Survei BPS ini dilakukan di 34 provinsi yang menggunakan 137 perusahaan pedagang valas sebagai sampel yang tersebar di ibu kota provinsi dan kabupaten. Dari survei tersebut juga terlihat bahwa empat mata uang yang sering diperdagangkan di Indonesia seperti dolar Amerika, dolar Australia, euro dan yen menguat terhadap rupiah selama periode Januari – Februari 2015.
Berikut ini daftar pelemahan rupiah yang disurvei oleh BPS
- Rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi 2,95 atau 368,31 poin
- Rupiah terhadap dolar Australia mengalami depresiasi 1,13% atau 112,31 poin
- Rupiah terhadap yen Jepang, mengalami depresiasi 2,25% atau 2,37 poin.
- Rupiah terhadap euro, mengalami depresiasi 2,57% atau 365 poin.
Sementara itu di wilayah NTB merupakan nilai kurs tertinggi Rp 13.935/US$, dan terendah berada di Riau yaitu Rp 12.682/US$.
Akibat pelemahan nilai tukar rupiah ini berpengaruh pada semua bidang kerja termasuk ekspor-impor. Beberapa merugi namun ada juga yang terbantu akibat pelemahan nilai tukar rupiah ini, yakni peningkatkan jumlah ekspor produk Indonesia.
Ekspor beberapa produk Indonesia sempat melejit hingga 9% pada Februari 2015 dibandingkan Januari. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin menjelaskan bahwa ekspor furniture atau mebel naik 7% pada Februari 2015. Selain furniture juga ada komoditas besi dan baja, kapal laut dan alat-alatnya, ekspor permadani/karpet juga meningkat jumlah ekspornya.