Empat Tempat Miqat Menurut Ketetapan Rasulullah SAW

Baik yang sudah menunaikan ibadah haji maupun umroh, Anda pasti pernah mendengar istilah miqat. Miqat merupakan bagian dari rukun haji dan umroh pertama yang harus dilaksanakan para jamaah sebelum mereka tiba di masjidil Haram.

Miqat ini juga diartikan sebagai batas antara Tanah Suci dan tanah-tanah lainnya, dimana semua jamaah tidak diperbolehkan untuk masuk ke Tanah Suci sebelum melakukan ihram di garis miqat ini.

Di tempat miqat ini, para jamaah melansakan ihram, mengucapkan niat haji atau umrah dengan berganti pakaian ihram dan akhirnya bisa masuk ke Tanah Suci. Seperti yang diajarkan oleh Rasullah SAW, beliau telah menetapkan 4 tempat miqat untuk para jamaah. Simak ulasannya berikut:

Masjid Bir A’li

Para penduduk Madinah yang melaksanakan haji dan umroh pada jaman dahulu diingatkan oleh Rasulullah SAW bahwa telah ditetapkan Dzul Hulaifah atau Abyar Ali atau Bir A’li sebagai tempat miqat. Bagi para jamaah haji dan umroh asal Indonesoa yang melakukan perjalanan dari Jeddah ke Madinah lalu dari Madinah ke Mekah, mereka melakukan ihram di masjid Bir A’li.

Rabigh Sebelum Juhfah

Para penduduk Syam atau wilayah Suriah menganggap Rabigh sebagai tempat miqat mereka sebelum masuk ke Masjidil Haram. Miqat dulunya berlokasi di Juhfah, namun Juhfah kini telah menjadi desa tidak berpenghuni, sehingga Rabigh yang berada sebelum Juhfah dijadikan tempat miqat oleh penduduk Suriah dan sekitarnya.

As-Sail atau Qarnul Manazil

Qarnul Manazil ini juga dikenal dengan nama As-Sail yang berlokasi 94 km dari timur Mekkah, atau 220 km dari Bandara King Abdul Aziz. As-Sail ini dijadikan miqat oleh penduduh Nejed atau Riyad dan para jamaah haji dan umroh dari arah timur kota Mekkah.

Masjid Yamlamlam

Masjid Yamlamlam merupakan tempat miqat ke-4 yang juga ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Masjid ini menjadi tempat miqat penduduk Yaman serta jamaah haji dan umrah dari arah selatan Mekkah.