Apakah Makanan Bayi Harus Selalu Berasa Hambar?

Makanan pendamping perlu diperkenalkan kepada bayi begitu memasuki usia 6 bulan. Makanan pendamping banyak dianjurkan untuk tidak menggunakan bahan perasa apalagi penyedap, namun bukan berarti harus berasa hambar.

Apalagi selama ini mitos yang berkembangan di masyarakat menyatakan bahwa makanan pendamping yang boleh dikonsumsi bayi adalah makanan hambar. Susanna Block, dokter anak dan pemilik situs World Baby Foods membantahnya di dalam penelitian.

Susanna mengatakan ASI memiliki aroma dan rasanya yang disesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi ibu. Sehingga untuk makanan bayi juga perlu diberi bumbu. Memberikan makanan hambar pada bayi adalah sebuah kemunduran, ujarnya.

Tidak ada salahnya untuk menambahkan sedikit bumbu pada makanan pendamping, misalnya pada rebusan ayam diberi sejumput jinten, atau peterseli pada kentang tumbuk. Pada awalnya bayi akan terkejut dengan rasa makanan yang baru, namun hal ini tidak akan masalah jika terbiasa.

Ada dampak negatifnya?

Sejumlah ibu mempercayai bahwa rempah dan bumbu memiliki dampak negatif untuk bayi. Namun hal ini belum dibuktikan secara ilmuah. Dampak kulit iritasi atau diare umumnya bukan karena jenis rempah, namun karena kuantitas bumbu yang diberikan terlalu banyak. Dengan demikian, perlu diperhatikan jumlah bumbu rempah yang diberikan agar tidak berlebihan sebab pencernaan bayi memang belum sepenuhnya sempurna.

Bagaimana dengan garam dan gula?

UNICEF menjelaskan melalui buku panduan “Booklet Pemberian Makan”, bahwa MPASI bisa ditambahkan sedikit garamm beryodium. Selain itu menurut WHO, di dalam buku “MPASI rumahan bagi bayi”, gula juga boleh ditambahkan dalam jumlah sedikit.

Penambahan dua rasa ini juga sebaiknya tidak boleh terlalu banyak seperti halnya pemberian bumbu rempah, alasannya, karena pencernaan bayi belum sempurna. Agar MPASI aman dan nyaman dikonsumsi bayi, gula/garam bisa digantikan dengan keju, margarin, mentega atau ASIP.