Previous
Next
  • Home
  • »
  • Daerah
  • » Upacara Adat Pernikahan Surakarta / Solo

Daerah

Upacara Adat Pernikahan Surakarta / Solo

Upacara adat pernikahan Surakarta memunyai tata cara yang khas. Rangkaian upacara diawali dengan lamaran. Acara lamaran ini adalah ketika keluarga calon pengantin laki-laki mendatangi (atau mengirim utusan) ke keluarga calon pengantin perempuan. Keluarga calon pengantin laki-laki akan melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka.


Setelah lamaran diterima dan ditetapkan waktu pelaksanaan pernikahan, maka, sehari sebelum pernikahan, di gerbang rumah pengantin perempuan akan dihiasi tarub atau janur kuning. Selain itu, di atas gerbang rumah juga dipasang bleketepe, yaitu hiasan dari daun kelapa untuk mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang berlangsung di tempat tersebut.


Sebelum tarub dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari pisang, kelapa, beras, daging sapi, tempe, buah-buahan, roti, bunga, bermacam-macam minuman termasuk jamu, lampu, dan lainnya. Sesajian itu diletakkan di tempat-tempat upacara pernikahan akan dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur, pintu gerbang, di bawah tarub, di jalanan dekat rumah, dan sebagainya.


Setelah pemasangan tarub dan bleketepe, dilakukan upacara siraman yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau taman keluarga masing-masing, dan dilakukan oleh orangtua atau wakil mereka.


Ada tujuh pitulungan atau penolong yang diminta untuk melaksanakan siraman. Air siraman merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut banyu perwitosari, yang jika memungkinkan diambil dari 7 mata air dan melambangkan kehidupan. Keluarga pengantin perempuan akan mengirim utusan dengan membawa banyu perwitosari ke kediaman keluarga pengantin laki-laki dan menuangkannya di dalam rumah pengantin laki-laki. Acara siraman diawali oleh kedua orangtua, dan ditutup oleh perias atau pemaes.

Setelah selesai acara siraman, kendi yang digunakan untuk siraman diambil dan kemudian dipecahkan. Setelah itu dilanjutkan dengan acara memotong sedikit rambut pengantin perempuan, dan potongan rambut tersebut ditanam di belakang rumah. Setelah itu kedua orangtua akan menggendong anak mereka dalam adat gendhongan, yang melambangkan mengentaskan seorang anak.


Upacara selanjutnya adalah ngerik. Setelah acara siraman, pengantin perempuan duduk di dalam kamarnya. Perias lalu mengeringkan rambutnya dan memberi pewangi di rambutnya. Rambutnya dibentuk konde, dan langsung didandani.


Sementara itu, selagi upacara ngerik dilakukan, acara dodol dhawet (berjualan minuman khas Solo), penyerahan pisang sanggan, penyerahan cikal, penyerahan jago kisoh, serta tukar manuk cengkir gading dilakukan.


Setelah itu dilakukan upacara midodaren. Midodaren berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik dewi Widodari. Pengantin perempuan akan tinggal di kamarnya mulai dari pukul 6 sore hingga tengah malam dan ditemani oleh kerabat-kerabatnya yang perempuan.


Pada upacara midodaren itu juga diserahkan peningsetan. Peningsetan berasal dari kata singset atau langsing, yang memiliki arti untuk mempersatukan. Keluarga pengantin laki-laki datang ke rumah keluarga pengantin perempuan sambil membawa berbagai macam hadiah. Setelah upacara midodaren, calon pengantin laki-laki akan tinggal di tempat salah satu kerabat pengantin perempuan, untuk persiapan upacara esok hari. Adat ini dinamakan nyantri.


Keesokan harinya adalah upacara ijab, yaitu pengesahan pernikahan sesuai agama pasangan pengantin. Setelah ijab, upacara adat yang dilakukan adalah upacara panggih. Upacara panggih adalah mempertemukan pengantin perempuan dan pengantin laki-laki dengan melakukan ritual balangan suruh (saling melempar sirih), wiji dadi (pengantin laki-laki menginjak telur, dan pengantin perempuan membersihkan kakinya), pupuk (tanda penerimaan dengan ikhlas ibu pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki), sindur binayang (ayah pengantin perempuan akan menuntun pengantin ke pelaminan, sementara sang ibu menyampirkan kain sindur).


Setelah itu dilakukan upacara timbang atau pangkon. Pasangan pengantin akan duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan untuk ditimbang. Kemudian, dilanjutkan dengan tanem, yaitu ayah pengantin perempuan mendudukkan pengantin di pelaminan sebagai tanda merestui. Setelah itu dilakukan tukar kalpika atau tukar cincin. Kemudian, acara adat selanjutnya adalah kacar-kucur, yaitu, pengantin laki-laki akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga, dan uang logam yang jumlahnya harus genap ke pangkuan pengantin perempuan sebagai simbol pemberian nafkah.


Acara selanjutnya adalah dahar kembul atau dahar walimah. Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain. Dalam adat pernikahan Surakarta, terdapat acara rujak degan, yaitu acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Ada pula acara bubak kawah, yaitu perebutan alat-alat dapur untuk anak pertama. Selain itu ada pula tumplak punjen, yaitu acara awal untuk anak bungsu. Artinya segala kekayaan ditumpahkan karena menantu yang terakhir.


Rangkaian acara adat berikutnya adalah mertui, yaitu orangtua pengantin perempuan menjemput orangtua pengantin laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara. Setelah itu, dilanjutkan dengan acara sungkeman. Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orangtua.


Bagi pernikahan anggota kerajaan, setelah rangkaian upacara panggih selesai, diakhiri dengan pawai yang meriah agar seluruh warga Solo dapat melihat anggota kerajaan yang baru. Sementara itu, dikalangan masyarakat biasa, biasanya upacara panggih diakhiri dengan resepsi pernikahan.



Sumber:
Serial Salam Sahabat Nusantara Jawa Tengah

(ogi/Carapedia)
Pencarian Terbaru

Tata cara pernikahan adat solo. Adat pernikahan surakarta. Adat manten surakarta. Adat pernikahan solo jawa tengah. Adat pernikahan solo. Http://carapedia.com/upa_adat_pernikahan_surakarta_solo_info1921.html. Makalah adat istiadat pernikahan solo.

Tata cara adat manten solo. Upacara pernikahan adat jawa tengah dalam bahasa jawa. Tata cara pernikahan adat jawa solo. Tatacara siraman upacara adat jawatengah. Pernikahan adat surakarta. Makalah perkawinan keraton solo. Upacara adat pengantin jawa surakarta.

Tata cara upacara panggih solo. Upacara pengantin solo. Upacara pernikahan adat solo. Makalah tentang upacara pernikahan adat solo. Makalah perkawinan adat surakarta. Upacara manten adat jawa surakarta.

Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.