Handphone
Sesaat Menjadi Tuli Ketika Asyik Menatap Layar Ponsel
Menjadi seorang autis ketika menatap layar hape, dan merasa tuli tidak mendengar suara apapun di sekitar, pernahkah Anda mengalaminya? Atau menghadapi teman yang bersikap seperti itu. Mereka bukan sengaja melakukannya namun ditemukan alasan ilmiah.
Penelitian yang diambil dari jurnal Neuroscience ini mengungkapkan bahwa orang yang sedang fokus pada aktivitas visual akan kesulitan mendengar apa yang terjadi di sekitar mereka, meskipun itu suara keras. Kondisi ini dinamakan ‘ketulian tidak sengaja’.
Jangan kesal jika mendapat teman tidak mempedulikan Anda ketika menggunakan ponsel. Dijelaskan oleh Nilli Lavie, profesor psikologi dan ilmu otak dari University College London, bahwa otak sedang tidak merespon suara – suara yang didengar oleh telinga.
Apalagi dengan banyaknya tugas visual akan menyulitkan ia untuk mendengar. Tak hanya ponsel, seseorang yang asyik membaca di kereta api pun tidak mudah mendengar saat stasiun berikutnya diumumkan oleh petugas.
Dalam dunia medis, hal ini juga terjadi pada para ahli bedah yang pasti memerlukan asisten untuk mendengarkan alat-alat kehidupan pasien ketika mereka membedah tubuh pasien. Para ahli bedah yang fokus pada operasi tidak akan mendengar alarm dari alat-alat di sekitarnya.
Pada kondisi ini, Lavie dan rekannya menilai bahwa otak mungkin sedikit mengalami masalah berkaitan dengan aktivitas multitasking terutma aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 13 relawan yang diminta menatap layar komputer dan menekan tombol begitu huruf tertentu muncul di latar. Huruf khusus ini bisa munvul kurang dari seperempat detik, yang dianggap sebagai versi tersulit. Huruf ini juga terkadang muncul bersamaan dengan huruf lain. Pada versi termudah, huruf muncul sendiri disertai dengan lingkaran-lingkaran.
Para relawan pada percobaan tersebut menggunakan headphone untuk mendengarkan nada tertentu pada tugas termudah, otak relawan terlihat memberikan sinyal bahwa mereka dapat mendengar suara nada. Sedangkan pada versi tersulit terjadi penurunan sinyal di cortex auditori.
Multitasking antara pendengaran dan penglihatan rupanya terjadi di bagian otak yang sama dimana berhubungan dengan cortex yang ebrtugas mengintegrasikan semua informasi yang masuk. Kemampuan mendengar akan menurun atau dimatikan begitu manusia fokus pada tugas visual, begitu yang dikuatkan oleh dr. Peter Whybrow, psikiatris dan direktur Semel Institut for Neuroscience and Human Behavior di University of California, Los Angeles yang juga menulis buku tentang The Well-Tuned Brain: Neuroscience and the Life Well Lived.
Whybrow juga menjelaskan bahwa otak hanya bekerja bergantian untuk satu tugas ke tugas lainnya. Otak tidak akan mampu mengejarkan tugas yang sama pada suatu waktu. Lain halnya jika manusia terbiasa melakukannya, mungkin otak terlatih untuk melakukan dua hal bersamaan. Artinnya otak akan bekerja luar biasa efisien dengan 80 persen disebabkan oleh kebiasaan.
Kebiasaan merupakan sistem yang berbeda dari sistem saraf-saraf yang terhubung daripada kegityana yang dilakukan secara sadar. Hal ini sama halnya ketika seseorang berbicara melalui telepon sambil berjalan di taman, maka ia tak perlu berpikir bagaimana berjalan.