Pacaran
Memutuskan Pria yang Salah, Tak Ada Salahnya Lho
Jatuh cinta rasanya selalu tak bisa digambarkan begitu pula ketika putus cinta. Putus cinta banyak menyimpan alasan sebagai jawabannya. Misalkan Anda putus baik-baik karena alasan kuat seperti perbedaan keyakinan atau tidak direstui orang tua. Bisa juga putus karena salah satu pasangan menyakiti hati atau bertindak bodoh.
Anda yang berada di posisi tersakiti karena pria yang salah tidak perlu bersedih. Justru Anda wajib berbahagia, mengapa?
Terbebas dari Pria yang Salah
Awalnya Anda akan menangisinya, namun Anda menangisi diri sendiri mengapa Anda dengan bodoh menghabiskan waktu bersama pria yang salah. Dalam hal ini Anda justru bersyukur karena terlepas dari pria tersebut. Anda bisa kembali fokus pada diri sendiri dan memulai kehidupan selanjutnya dengan tenang.
Belajar dari Hubungan yang Telah Berakhir
Tidak ada yang kebetulan apapun yang menghampiri Anda. Semua hal terlah direncanakan Tuhan, yang terbaik untuk Anda. Demikian ketika Anda bersama pria yang salah dan mengakhirinya akan ada pelajaran yang bisa Anda ambil. Selanjutnya, Anda akan lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan.
Kembali Menjadi Diri Sendiri
Saat bersamanya Anda mungkin melupakan keluarga dan sahabat-sahabat. Setelah mengakhiri hubungan ini Anda bisa kembali menjadi diri sendiri, berkumpul bersama sahabat dan menikmati nasihat-nasihat dari mereka yang sebelumnya Anda abaikan. Anda juga menganggap mereka terlalu menyebalkan namun siapa mereka ketika Anda merasa terpuruk, yakni sahabat.
Tertawa dan Bahagia Lagi
Saat Anda putus memang sakit yang dirasakan. Keikhlasanlah yang bermain untuk menghapus semua kekecewaan Anda. Tak perlu menyimpan dendam dan amarah. Dengan Anda tertawa dan bahagia semuanya akan berlalu begitupun ketika bertemu lagi dengannya.
Siap Jatuh Cinta Lagi
Nah, ini yang penting. Anda mulai mencari tambatan hati lain yang lebih baik dari sebelumnya. Anda mulai menerapkan pelajaran-pelajaran dari hubungan terdahulu. Anda akan semakin dewasa dalam menjalin hubungan seperti mematangkan pikiran dan kualitas hubungan.