Ekonomi
Ini yang Terjadi Ketika Suatu Negara Mengalami Kebangkrutan
Krisis global menyebabkan perekonomian di sejumlah negara kewalahan. Saat ini sejumlah negara tengah berada di ujung kebangkrutan, seperti Venezuela misalnya yang tengah mengalami krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah. Belum lagi negara-negara lain yang memiliki utang yang melonjak tinggi seperti Jepang, Yunani, Jamaika, Libanon, Italia, Barbados, Portugal, Amerika Serikat, Irlandia dan Singapura pun tak luput dari ancaman kebangkrutan.
Kita sendiri enggan membayangkan bagaimana jadinya jika suatu negara benar-benar bangkrut. Dirangkum dari beberapa sumber, kita bisa mengetahuinya dari beberapa hal berikut ini:
1. Pasar saham di negara tersebut mengalami crash, bahkan hingga tingkat dunia
2. Hampir semua lembaga keuangan gagal mempertahankan posisinya di tengah krisis.
3. Pemerintah negara tersebut segera mengakhiri program pendanaan sehingga masyarakat tidak lagi terjamin kesejahteraannya di bidang kesehatan, pendidikan, pertahanan, keamanan, dukungan infrastruktur, dan perekonomian.
Negara yang bangkrut akan membuat masyarakatnya kehilangan sumber ketergantuan. Misalnya pasokan listrik yang berhenti, pom bensin tutup, aparat keamanan berhenti beroperasi, pekerja pos berhenti mengirim e-mail, bank tutup, toko-toko kehabisan stok makanan. Bisa kita lihat sejarah Argentina di tahun 1999, dimana orang-orang kaya mengambil uang mereka di bank dan kabur dari negara tersebut. Akibatnya US$40 miliar uang negara berpindah ke luar negeri dalam sekejap.
Dengan kondisi tersebut, perbankan akan kolaps dan mata uang nasional negara tersebut mengalami depresiasi. Warga pun putus asa dan banyak dari mereka yang beralam di depan mesin teller otomatis agar bisa menarik uangnya. Sementara itu pemerintah juga membekukan semua rekening bank untuk satu tahun dan membuat masyarakat hanya bisa menjarik uang $250 per minggu.
4. Pelaku bisnis banyak yang menutup usaha dang hilang lapangan pekerjaan
Argentina pada bulan Desember 2001 terjadi konfrontasi antara polisi dan warga, serta kerap terjadi pembakaran massal di Beunos Aires. Fernando de la Rua yang kala itu menjabat sebaai Presiden Argentina mengumumkan negara dalma kondisi darurat. Presiden pun akhirnya melarikan diri sehingga membuat masyarakatnya marah.
Kala itu sebanyak 30.000-40.000 tunawisma dan pengangguran bertahan hidup di jalanan. Perlu diketahui bahwa tingkat pengangguran juga menjadi indikator kebangkrutan suatu negara. Perusahaan tidak akan mempercayai masa depannya di negara yang sedang kolaps hingga lapangan pekerjaan menjadi berkurang.
5. Kesulitan ekspor dan produksi lokal
Negara yang bangkrut akan sulit dipercaya oleh negara lain, begitu juga dengan kegiatan ekspor impornya. Terutama barang ekspor dikhawatirkan barang yang diterima tidak berkualitas, gagal atau rusak. Hal ini juga mempengaruhi produksi pangan lokal, seperti bidang pertanian dan stok obat-obatan yang berkurang.
6. Kerusuhan massal terjadi di mana-mana tanpa kontrol dari aparat keamanan
Aparat keamanan tidak bisa lagi mengontrol kerusuhan massal yang muncul akibat kemarahan warga yang ditujukan kepada bank, lembaga keuangan, instansi dan pejabat pemerintah.
7. Setiap orang akan menyerang satu sama lain agar bisa bertahan dan memperebutkan stok makanan yang terbatas.
8. Munculnya dominasi orang kaya sehingga mengubah negara yang tadinya demokratis menjadi penuh dengan kediktatoran.
9. Korupsi justru banyak dilakukan oleh lembaga atau instansi yang bertugas untuk melindungi rakyat dan negara.
10. Melonjaknya hutang luar negeri hingga tidak mampu untuk membayarnya.