Yuk, Aman Berkendara dengan 2 Metode Ini

Berkendara memang sebaiknya harus disiplin diri, mematuhi rambut-rambu lalu lintas, sopan terhadap pengendara lain. Manfaat aman berkendara sangat dirasakan bagi diri sendiri bahkan pengendara lain. Entah pengendara melakukan hal ini atau tidak, namun perilaku berkendara berpengaruh terhadap tingkat risiko kecelakaan di jalan.

Pada modul defensive driving dari Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) disebutkan bahwa pengertian defensive driving merupakan perilaku pengemudi dalam menghindari risiko kecelakaan yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri.

Dua pendekatan menurut modul tersebut dalam berkendara diciptakan untuk mewujudkan kondisi aman berkendara, yakni sikap proaktif dan reaktif. Pengendara yang proaktif adalah pengendara yang bertujuan untuk menimimalkan risiko.

Para pengendara wajib memiliki sikap proaktif ini sehingga menjadi kebiasaan, salah satunya adalah konsentrasi. Kemudian sediakan ruang atau jarak dengan kendaraan di depan, Lakukan pengecekan sisi kendaraan secara berkala melalui kaca spion, mempersiapkan perjalanan dengan matang serta memahami kemampuan tubuh dan kendaraan selama perjalanan.

Hal ini jika terus dipraktikkan lama-lama akan menjadi kebiasaan yang otomatis meningkatkan kewaspadaan. Lebih baik mengantisipasi hal -hal yang membahayakan di jalan serta sebagai reaksi untuk menghindari kecelakaan secara maksimal.

Sikap reaktif dalam berkendara lebih kepada keterampilan berkendara (skill). Perilaku ini meskipun diperlukan namun harus didampingi dengan sikap proaktif. Meskipun hebat mengendalikan kendaran namun tidak mampu mencegah kecelakaan hasilnya akan sama saja.

Kesempurnaan aman berkendara dilakukan dengan dua pendekatan yang sebaiknya selalu diaplikasikan oleh pada pengemudi. Hasilnya kondisi jalan akan aman dan tertib serta risiko kecelakaan menurun.

Pengertian asal risiko dalam berkendara. Berkendara tidak aman.