Previous
Next
  • Home
  • »
  • Mode / Fashion
  • » Membongkar Mitos Soal Pakaian yang Terbuat dari Plastik Daur Ulang

Mode / Fashion

Membongkar Mitos Soal Pakaian yang Terbuat dari Plastik Daur Ulang

 

Industri fesyen menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk menjadi lebih berkelanjutan karena dampak negatifnya terhadap lingkungan, seperti polusi plastik, penggundulan hutan, dan kelangkaan air. Pandemi COVID-19 juga telah meningkatkan kesadaran akan kesehatan pribadi dan pilihan gaya hidup, yang mengarah pada peningkatan dukungan terhadap gerakan slow fashion. Meski demikian, masih ada kesalahpahaman tentang pakaian berbahan botol plastik daur ulang (PET).

Melansir dari News18, Kapil Bhatia, CEO & Co-founder, UNIREC memaparkan fakta untuk menghapus mitos tersebut dan mempromosikan pentingnya praktik fashion yang berkelanjutan.

 

Tidak nyaman dipakai

Kenyamanan sering kali menjadi perhatian dengan pakaian daur ulang, tetapi sebenarnya pakaian itu bisa selembut dan senyaman pakaian biasa. Dengan memadukan kapas organik dengan poliester daur ulang, pakaian yang dihasilkan menawarkan rasa nyaman, ketahanan kusut yang lebih baik, draping yang lebih baik, dan waktu pengeringan yang lebih cepat.

 

Daya Tahan Rendah

Botol PET dapat diubah menjadi tekstil dan produk lainnya, menghasilkan pakaian yang tahan lama dan nyaman. Pakaian ini, dibuat dengan campuran PET dan katun, menawarkan pengalaman pemakaian yang nyaman dan dapat menjadi tambahan yang tahan lama di lemari pakaian seseorang.

 

Penggunaan Energi yang Berlebihan

Poliester yang terbuat dari botol PET daur ulang lebih ramah lingkungan daripada poliester tradisional. Produksi poliester daur ulang menggunakan energi 59% lebih sedikit dan mengurangi jejak karbon sebesar 32% dibandingkan dengan poliester biasa.

 

Lebih Banyak Sumber Daya Digunakan

Menanam tanaman kapas membutuhkan sejumlah besar lahan dan tenaga manusia, serta sumber daya untuk transportasi dan produksi tekstil. Sebaliknya, mendaur ulang botol PET menjadi tekstil menggunakan lebih sedikit sumber daya dan tidak membutuhkan lahan tambahan atau mempengaruhi kesuburan tanah. Alih-alih menciptakan produk baru, daur ulang memungkinkan pemulihan dan penggunaan kembali bahan limbah.

 

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.