Kesehatan
Kenali Bahaya Kencing Tikus Saat Musim Banjir
Musim hujan sudah datang dan banjir pun mengancam setiap pemukiman warga baik perkotaan maupun di pedesaan. Risiko tertular penyakit pun semakin mengancam, terutama bagi warga di daerah tergenang, kewaspadaan terhadap penularan penyakit perlu ditingkatkan.
Penyakit yang saat ini sedang hangat dibicarakan adalah Leptosirosis, yang mengancam wilayah berisikp banjir. Penyakit menular ini dihasilkan dari hewan dan menjangkiti manusia, juga termasuk penyakit zoonosis paling sering di dunia. Penyakit Leptosirosis sendiri muncul karena bakteri patogen seperti spiral genus Leptospira, keluarga dari leptospiraceae dengan ordo Spirochaetales.
Berdasarkan catatan Angka Kesehatan Indonesia, penyakit leptospirosis mencatat angka kematian yang tergolong tinggi yakni 5-40 persen. Diperkirakan 90 persen kasus terjangkit infeksi ringan akibat penyakit ini. Biasanya menyerang anak balita, penderita dengan daya imun rendah, orang usia lanjut dengan risiko kematian tinggi. Risiko kematian lebih tinggi dialami oleh oang dengan usia 50 tahun ke atas dan lebih tinggi lagi oleh penderita ikterus yang mengalami kerusakan hati.
Bagaimana Penularannya?
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penyakit leptospirosis ditularkan oleh beberapa hewan seperti tikus, babi, kambing, kuda, anjing, sapi, burung, landak, serangga, tupai dan kelelawar. Pembawa bakteri Leptospira ini adalah air seni hewan yang tercampur oleh genangan air hujan atau banjir.
Di Indonesia sendiri, hewan tikus lebih banyak menularkan penyakit ini. Air seni tikus yang tercampur bersama genangan air hujan masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit atau selaput lendir mata dan hidung. Selain itu juga dari makanan atau minuman yang sudag terkontaminasi dengan air seni tikus dengan bakteri leptospira.
Sedangkan hewan selain tikus, yang mungkin terserang leptospirosis tidak berpotensi menularkannya kepada manusia. Penularan tidak terjadi langsung dari pasien ke pasien. Proses penularannya melalui masa inkubasi 2 hingga 26 hari. Setelah bakteri berada di aliran darah maka akan tersebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan gangguan terutama bagian hati dan ginjal, bahkan penderitanya bisa mengalami gagal ginjal.
Bakteri yang menyerang otot tubuh juga akan menyebabkan pembengkakan otot, kerusakan jaringan, kerusakan pembuluh darah kapiler, gangguan paru yang berakhir dengan batuk darah. Gejala dari infeksi leptospirosis sendiri sangat bervariasi, bahkan mungkin tidak kelihatan sehingga pihak medis sering salah mendiagnosis. Dari pemeriksaan laboratorium, sebanyak 15-40 penderita yang dinyatakan positif tidak menunjukkan gejala apapun.
Cara Mencegah
Infeksi leptospirosis ini sebenarnya dapat dikurangi risiko penularannya. Saat banjir atau terdapat genangan air hujan sebisa mungkin untuk menghindari kontak. Pakai sepatu beralas keras atau sepatu boot karet lebih dianjurkan, menggunakan sarung tangan, kaca mata pelindung, jas hujan dan hindari luka yang memicu infeksi. Selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan menjaga dari risiko kontaminasi.