Anak
Agar Jago Bahasa Inggris, Empat Mitos Anak Belajar Bahasa Ini Sebaiknya Dihilangkan
Kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya harus dikuasai oleh orang dewasa, bahkan kemampuan ini harus ditanamkan sejak kecil. Itulah mengapa banyak orangtua yang mengkursuskan anak-anaknya di lembaga pendidikan bahasa agar kemampuan bahasa asingnya terpupuk dengan baik.
Meskipun demikian masih banyak orangtua yang berpikir bahwa anak kecil belum terlalu perlu belajar bahasa asing. Ada beberapa mitor pengajaran bahasa Inggris yang menghalangi mereka untuk melatih anak-anaknya belajar. Agar tidak semakin terjerumus dengan mitos-mitos tersebut, berikut ini beberapa faktanya:
Mitos 1: Anak akan kebingungan jika belajar banyak bahasa
Fakta: Disampaikan oleh Dr. David Freemand dan Dr. Yvonne Freeman, bahwa semakin dini anak terhubung dengan banyak bahasa maka akan semakin mudah untuk menguasainya. Kedua profesor dari Billingual Education di Amerika Serikat ini menjelaskan bahwa di masa pertumbuhan, orak anak sangat kuat dan bisa saja berubah untuk menghadapi tuntutan lingkungan, sehingga bahasa lebih bagus diajarkan sejak usia dini.
Mitos 2: Belajar bahasa secara bertahap, satu bahasa lalu bahasa lainnya
Fakta: Sebenarnya tahapan ini tidak perlu dilakukan, sebab banyak orang yang setelah mahir satu bahasa juga perlu mengumpulkan motivasi belajar dari nol untuk belajar bahasa baru. Bagi anak-anak hal ini cenderung tidak disukainya. Dibuktikan oleh studi terbaru, bahwa mengajarkan beberapa bahasa secara bersamaan akan lebih efektif bagi anak, dan orangtua mudah melakukannya.
Mitos 3: Tidak baik membiasakan anak berbicara dengan bahasa campur-campur
Fakta: tentu saja ada percampuran antara dua atau lebih bahasa ketika proses belajar bahasa berlangsung. Ketika itu anak-anak sedang belajar untuk merangkai kalimat dan mereka cenderung mengunakan kosakata yang ketahui untuk menyampaikan maksud kalimat. Wajar jika anak melakukan kesalahan namun sebenarnya ini menjadi bagian dari proses pembentukan tata bahasa.
Mitos 4: Anak akan belajar bahasa sendiri setelah dewasa
Fakta: Bagi orangtua sudah cukup dukungan yang diberikan kepada anak dengan memberikan mereka buku-buku berbahasa Inggris, atau tontonan bahasa Inggris. Namun sebenarnya, proses dari belajar bahasa tidak hanya asupan ilmu saja, namun juga interaksi dua arah agar anak mampu memproduksi bahasa yang dipelajarinya. Dijelaskan oleh Fred Genesse, profesor psikolinguistik dari Mcgill University, Montreal, AS, produksi bahasa yang dipelajari hanya 30% dari keseluruhan yang mereka terima, sehingga interaksi penting untuk menumbuhkan anak bilingual bahkan multilingual.