Cerpen adalah sebuah karya seni yang banyak melibatkan perasaan dan kondisi jiwa penulisnya. Cerpen sedih merupakan salah satu bentuk karya sastra yang digunakan penulis untuk mengungkapkan segala kegundahan hati yang sedang dialami oleh penulis. Contoh cerpen sedih di bawah ini merupakan contoh sebuah bentuk cerpen yang mengangkat tema sebuah kesedihan.
ARTI SEBUAH KEHIDUPAN
Suatu senja di sebuah sudut kota Jogja, Minarti sedang sibuk menganyam tikar yang akan dijual esok harinya di pasar desa. Minarti adalh seorang janda 3 anak yang telah ditinggal meninggal suaminya 5th yang lalu saat anak bungsunya masih berusia 6 bulan di dalam kandungan. Kematian suaminya yang mendadak sontak membuat kehidupan Minarti berubah dengan drastis. Ia yang semula hanya berperan sebagai ibu rumah tangga dan istri dan seorang pegawai di perusahaan ekspedisi tiba - tiba harus bekerja keras untuk bisa menghidupi anak-anaknya termasuk janin yang sedang dikandungnya.
Minarti melakukan banyak pekerjaan untuk bisa bertahan hidup. Diantaranya dengan menjadi buruh cuci dan setrika serta membuat tikar dengan menggunakan bahan dari pandan. Anaknya yang masih kecil - kecil serta tidak adanya sanak saudara dekat membuat Minarti harus bisa bertahan hidup di desanya karena tidak mungkin baginya bekerja di luar kota ataupun di luar pulau dengan meninggalkan ketiga anaknya yang masih kecil - kecil.
Dewi, putri sulung Minarti sekarang ini masih duduk di bangku kelas 4 SD. Dewi adalah seorang anak yang sangat penurut dan bertanggung jawab. Walaupun masih kelas 4 SD, Dewi telah ikut meringankan beban ibunya dengan berjualan gorengan berkeliling kampung setelah pulang sekolah. Selain itu, Dewi sudah sangat terampil membuat emping sehingga banyak masyarakat sekitar yang menggunakan jasa Dewi untuk membuat emping. Sedikit demi sedikit uang yang terkumpul digunakan untuk membeli beras dan juga disisihkan untuk menabung.
Sedangkan Firman adalah anak kedua Minarti yang masih duduk di kelas 2 SD. Dewi dan Firman bersekolah di SD yang sama sehingga setiap hari mereka berangkat dan pulang bersama. Firman juga tidak kalah kreatif bila dibandingkan dengan Dewi. Firman menjual layang - layang hasil buatannya sendiri. Kebanyakan pembelinya adalah teman - teman bermain dan juga para penjual layang - layang di pasar.
Kehidupan mereka yang sangat sulit membuat mereka bertiga harus bekerja lebih ekstra supaya tetap bisa makan. Kehidupan mereka sangat sederhana. Setiap harinya mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang yang diterangi oleh beberapa lampu kecil. Untuk urusan MCK (mandi - cuci - kakus), merekapun selalu memanfaatkan fasilitas kamar mandi dan WC umum yang ada di dekat situ. Kejujuran dan ketulusan hati keluarga ini selalu mendapat perhatian lebih dari para tetangga dekat. Tidak jarang mereka memberikan uang, pakaian bekas layak pakai, ataupun makanan serta lauk untuk Minarti dan anak - anaknya.
Kesedihan kehidupan Minarti pun tidak hanya berhenti sampai disitu. Minarti harus menanggung sisa hutang suaminya di beberapa bank dan juga beberapa orang rentenir yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Mendapati hidupnya yang sangat berat, sempat tersirat sedikit rencana untuk mengakhiri hidupnya. Namun mengingat anak - anaknya yang masih kecil dan masih membutuhkan dirinya, akhirnya niatan itu dibuang jauh -jauh. Sekarang, Minarti sudah tampak sangat ikhlas menikmati hidup yang harus ia jalani. Dengan rasa ikhlas itu membuat aura Minarti bisa mempengaruhi semangat hidup anak-anaknya yang juga pada akhirnya memiliki semngat hidup pantang menyerah serta tidak pernah gengsi dalam menjalani pekerjaan apapun asalkan pekerjaan tersebut merupaka sebuah pekerjaan yang halal.