- Home »
- Dunia Kerja » Menjadi Pemimpin di Tim Kerja Wanita Tanpa Stereotipe Jender
Dunia Kerja
Menjadi Pemimpin di Tim Kerja Wanita Tanpa Stereotipe Jender
Menjadi pemimpin yang ideal belum tentu akan menghadapi kondisi lingkungan yang mulus-mulussaja. Dalam beberapa kesempatan, seorang pemimpin dituntut harus mampu membuat keputusan strategis mengatasi konflik kerja yang terjadi. Pemimpin akan dianggap ideal jika keputusan strategis yang dibuatnya itu berhasil diterapkan, sementara pemimpin lainnya masih dalam tahap menganalisa masalah.
Mengacu pada keputusan strategis tersebut, seorang pemimpin harus menganut sifat dan prinsip secara objektif tanpa mengarah ke satu sisi, seperti jender. Di dalam lingkungan kerja, apa perbedaan rasa ketika memimpin tim kerja dengan mayoritas karyawan wanita dan pria?
Ada suka duka yang lebih dirasakan oleh seorang pemimpin ketika memimpin tim kerja dengan mayoritas perempuan. Disampaikan ole Fira Basuki, penulis yang juga seorang pemimpin redaksi majalah wanita ternama, seperti berikut ini.
Dengan sifat alamiah wanita yang suka terbawa perasaan, menjadi pemimpin wanita tetap harus bertindak secara objektif. Wanita kerap menggiring opini sehingga kita harus mampu berpikiran jernih ditengah gejolak.
Akan tetapi, lebih hebatnya lagi, karyawan wanita justru mampu ber-multitasking, artinya mereka mampu melakukan banyak tugas dalam satu waktu. Jadi, sangat menyenangkan ketika pemimpin memiliki tim kerja mayoritas wanita.
Kuncinya, tetap harus berpikiran jernih dan jangan mudah terbawa perasaan. Pemimpin ini harus mau membuka wawasan, bersikap bijaksana dan tegas. Kesalahan yang kerap dilakukan pemimpin wanita adalah tidak bisa membuat keputusan dan kurang mampu bertanggungjawab atas keputusannya.