Kesehatan
Pria Berubah Manja Ketika Sakit, Apa Alasannya?
Apa jadinya jika seorang pria jatuh sakit, meskipun hanya demam atau flu biasa. Pria yang selama ini digambarkan dengan sosok yang kuat, tangguh dan tahan banting bisa seketika runtuh ketika sakit, inilah yang kemudian disebut kaum wanita sebagai masa manja pria atau 'man child'.
Data dari The Personality and health Satisfaction Project tahun 2015 mencatat bahwa terdapat perbedaan perilaku pria dan wanita ketika mereka jatuh sakit. Kaum pria umumnya lebih acuh dan kurang menyadari gejaka penyakit yang muncul di tubuh merkea.
Sebuah penelitian dari University of Glasgow menyatakan bahwa memang ada perbedaan respon atas gejala penyakit yang muncul pada pria dan wanita, dan umumnya kaum pria menunjukkan tingkah laku yang ‘berlebihan’ ketika sakit.
Menurut ilmu kejiwaan, pria enggan menangkap sinyal yang dikeluarkan oleh tubuh mereka sendiri sehingga mereka cenderung menafsirkan penyakit yang lebih parah. Secara fisiologis, para ahli juga meyakini adanya hormon estrogen pada kaum wanita malah menguntungkan, karenanya sistem imun wanita lebih kebal.
Hormon estrogen tidak hanya untuk menguatkan imun, penelitian terbaru baru-baru ini mengungkapkan bahwa estrogen mampu memengaruhi virus serta melemahkan sistem reproduksi virus.
Sebuah penelitian lain juga mengungkapkan bahwa kaum pria memiliki area pre-optik pada otak dengan ukuran yang lebih besar daripada wanita. Area ini akan memngaruhi tingkat parah demam selama masa infeksi.
Memang belum ada bukti ilmuah, namun dengan adanya pre-optik yang lebih besar ini menjadikan suhu demam kaum pria lebih parah dibandingkan kaum wanita.
Data prevalensi dari The Influenza Surveillance Scheme dari Australia juga menunjukkan adanya perbedaan. Data rumah sakit di tahun tahun 2008 juga menemukan bahwa rumah sakit lebih banyak dihuni oleh anak perempuan di usia 15 hingga 25 tahun dibandingkan laki-laki.