Previous
Next
  • Home
  • »
  • Otomotif
  • » Bahaya Jika Memberhentikan Mobil dengan Kondisi Mesin Menyala

Otomotif

Bahaya Jika Memberhentikan Mobil dengan Kondisi Mesin Menyala

 

Di area parkir, kita sering melihat fenomena beberapa mobil dalam kondisi mesin menyala berhenti dan di dalamnya masih terdapat sopir atau penumpang yang sedang menunggu. Tujuannya, agar para penumpang di dalam tidak kepanasan, dimana firut pendingin, atau Air Conditioner (AC) tetap bisa berhembus.

Mungkin, para pengemusi mobil dengan kebiasaan tersebut masih mengira kerugian yang dialami hanya jumlah bahan bakar minyak (BBM) berkurang, padahal efeknya lebih dari itu.

Pada mobil  dengan emisi Euro2 yang dilengkapi  catalytic converter, kondisi mesin yang terlalu panas justru menyebabkan kompenen tersebut tidak bekerja dengan maksimal. Padahal komponen tersebut berfungsi sebagai alat penurun emisi gas buang. Jika catalytic converter terlalu panas dapat menyebabkan kebakaran, atau membakar benda-benda di dekatnya.

Melakukan paemasan suhu pada catalytic converter memang wajar dilakukan, karena komponens berada setelah exhaust manifold, yang terkena dampak dari gas buang mesin panas. Ketika panas terjadi, catalytic converter akan menyaring gas buang, seperti Hidrokarbon, Karbonmonoksida dan Nitrogen Oksida.

Namun, catalytic converter juga tidak boleh terlalu panas, yakni melebihi ambang batas 400-500 derajat celcius. Suhu komponen akan terkaha jika terkena hembusan angin, artinya ketika mobil berjalan.

Sedangkan pada mobil dengan catalytic converter yang dipanaskan terlalu lama ketika mobil berhenti atau parkir akan menaikkan suhu melebihi batas. Menyebabkan catalytic converter membara dan siap membakar apa saja.

Untuk menjaga suhu catalytic converter tetap aman, sebaiknya gunakan mobil sesuai aturan.  Jangan memanaskan mesin atau menghidungkan mesin dalam keadaan mobil berhenti selama 20 menit.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.