Previous
Next
  • Home
  • »
  • Laporan
  • » Studi, Anak Laki-Laki Berotot Lemah Berisiko Kematian Dini

Laporan

Studi, Anak Laki-Laki Berotot Lemah Berisiko Kematian Dini

 

Risiko kematian dini rupanya tak hanya disebabkan oleh obesitas dan hipertensi, namun juga otot yang lemah.

Dalam sebuah studi terbaru terungkap bahwa kekuatan otot seorang remaja laki-laki akan menentukan berapa lama ia hidup.

Para ahli dari Swedia mengambil kesimpulan tersebut setelah melakukan pelacakan terhadap satu juga remaja laki-laku berusia rata-rata 24 tahun. Dari hasil observasi tersebut ditemukan bahwa otot yang lemah pada bagian kaki dan lengan akan meningkatkan risiko kematian dini.

Kemudian kepercayaan baru muncul bahwa kekuatan otot adalah cermin kebugaran tubuh pada  umumnya. Akan tetapi bukan berarti menciptakan hidup lebih lama  dengan membangun dan membentuk massa otot.

Otot yang lemah sangat mempengaruhi kebugaran dan kesehatan tubuh, dampaknya sama dengan faktor risiko kematian dini  akibat hipertensi dan obesitas. Dari penelitian tersebut diteliti hubungan kekuatan otot dengan kematian dini peserta.

Peserta berusia 16 – 19 tahun yang memiliki kekuatan otot terendah justru berisiko meninggal tertinggi  sebelum mencapai usia 50-an. Laki-laki yang bertubuh kurus dan gemuk juga bernasib buruk, artinya harapan hidup mereka sama dengan yang memiliki otot lemah. Laki-laki bertubuh kekar sebaliknya mempunyai harapan hidup lebih baik meskipun mereka kelebihan berat badan.

Profesor  Stephen Evans,  ahli dari The London School of Hygiene and Tropical Medicinepara menganjurkan agar anak laki-laki sejak dini aktif bergerak secara fisik untuk mengurangi risiko kematian dini. Perlu juga menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan, dan meningkatkan konsentrasi belajar baik di sekolah mapun di rumah.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.