Previous
Next
  • Home
  • »
  • Undang-Undang
  • »
  • 1956
  • » Undang-Undang Pengubahan Undang Undang Pemilihan Umum (undang Undang No. 7 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 29 Tahun 1953) (UU 1 thn 1956)

1956

Undang-Undang Pengubahan Undang Undang Pemilihan Umum (undang Undang No. 7 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 29 Tahun 1953) (UU 1 thn 1956)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1956 Tentang Pengubahan Undang Undang Pemilihan Umum (undang Undang No. 7 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 29 Tahun 1953) :
   UU 2/1956, PENGUBAHAN UNDANG UNDANG PEMILIHAN UMUM (UNDANG UNDANG NO. 7
                  TAHUN 1953, LEMBARAN NEGARA NO. 29 TAHUN 1953)

                                      Presiden Republik Indonesia,

Menimbang: bahwa pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante dapat dipercepat dengan
 mempersingkat jalan administrasi pemilihan; Mengingat: pasal 89 Undang-undang Dasar Sementara
                                        Republik Indonesia;

                             Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;

                                               Memutuskan:

                                               Menetapkan:

                 Undang-undang tentang perubahan Undang-undang Pemilihan Umum.

                                                 Pasal 1.

                        Undang-undang No. 7 tahun 1953 diubah sebagai berikut:

 a.Pasal 95 ditambah dengan ayat 4 yang berbunyi:(4) Seorang calon yang menyatakan kepada Panitia
Pemilihan Indonesia tidak bersedia ditetapkan terpilih untuk suatu daftar, tidak ditetapkan terpilih menjadi
anggota untuk daftar itu.Suara yang diperoleh calon tersebut di atas dianggap diberikan langsung kepada
                                       daftar yang bersangkutan.
  b.Pasal 100 ayat 1 diubah sehingga berbunyi:(1) Ketua Panitia Pemilihan Indonesia memberitahukan
   penetapan terpilih kepada masing-masing terpilih dengan surat terdaftar yang dialamatkan kepada
   alamat yang ditulis dalam surat pencalonannya atau dengan surat yang disampaikan dalam tangan
                                       dengan tanda penerimaan.

  Apabila karena keadaan penetapan calon-calon yang terpilih yang pasti perlu dipercepat, maka untuk
   menyampaikan surat dalam tangan tersebut di atas Ketua Panitia Pemilihan Indonesia dengan surat
      kawat meminta terpilih untuk mendatangi Panitia Pemilihan Indonesia. c.Pasal 100 ayat 2 diubah
       sehingga berbunyi:(2) Dalam waktu tiga puluh hari sesudah hari surat pemberitahuan terdaftar
dikirimkan, yang ternyata dari cap *1104 pos, atau dalam waktu tujuh hari sesudah surat pemberitahuan
 dalam tangan disampaikan, Panitia Pemilihan Indonesia harus sudah menerima surat dari terpilih yang
                        menyatakan apakah ia menerima penetapannya atau tidak.
     d.Pasal 100 ayat 3 diubah sehingga berbunyi:(3) Dalam surat pernyataan termaksud dalam ayat 2
seorang yang ditetapkan terpilih dalam lebih dari satu daerah-pemilihan, harus menyatakan pula, apabila
                ia menerimanya, untuk daerah-pemilihan mana ia menerima penetapan itu.
                                       e.Pasal 100 ayat 4 dihapuskan.
 f.Pasal 101 diubah dan ditambah sehingga berbunyi:(1)Jika dalam waktu-waktu yang ditentukan dalam
       pasal 100 ayat 2 Panitia Pemilihan Indonesia belum menerima pernyataan dari seorang terpilih
            termaksud dalam pasal dan ayat tersebut, maka terpilih itu dianggap tidak menerima
   penetapannya,(2)Waktu-waktu yang ditentukan dalam pasal 100 ayat 2 masing-masing diperpanjang
     dengan jangka waktu yang sama bagi terpilih yang dapat menunjukkan kepada Panitia Pemilihan
    Indonesia, bahwa kelambatan pengiriman pernyataan tidak disebabkan karena kelalaian terpilih itu,
    dalam hal mana anggapan dalam ayat 1 dibatalkan(3)Dalam hal Ketua Panitia Pemilihan Indonesia
meminta terpilih untuk mendatangi Panitia Pemilihan Indonesia sebagaimana termaksud dalam pasal 100
  ayat 1 kalimat ke-2, maka, jika dalam waktu lima-belas hari sesudah hari pengiriman panggilan terpilih
    belum mendatangi Panitia Pemilihan Indonesia, terpilih itu dianggap tidak menerima penetapannya,
    kecuali apabila ia dalam waktu itu membuktikan, bahwa ia tidak dapat datang karena hal-hal di luar
 kekuasaannya.(4)Jika dalam lima belas hari sesudah waktu tersebut dalam ayat 3 terpilih datang pada
   Panitia Pemilihan Indonesia, atau Panitia Pemilihan Indonesia menerima surat dari padanya, dengan
   bukti-bukti yang dapat menunjukkan kepada Panitia tersebut, bahwa kelambatan kedatangan terpilih
       tidak disebabkan oleh kelalaian terpilih itu, maka anggapan tersebut dalam ayat 3 dibatalkan.
g.Pasal 104 kalimat ke-2 diubah sehingga berbunyi: Panitia tersebut terdiri dari sekurang-kurangnya lima
       orang anggota, di antaranya seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, dan dinamakan Panitia
                                                   Pemeriksaan.
  h.Pasal 104 ditambah kalimat ketiga yang berbunyi: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat merangkap
                                        Sekreriat Panitia Pemeriksaan.
i.Pasal 105 diubah sehingga berbunyi: Ketua Panitia Pemilihan Indonesia menyampaikan kepada Panitia
    Pemeriksaan salinan surat-surat pemberitahuan penetapan termaksud dalam pasal 100 ayat 1 dan
       memberitahukan kepada panitia tersebut penerimaan pernyataan dari terpilih yang menerima
    penetapannya dengan mengutip pernyataan itu.j.Pasal 106 diubah sehingga berbunyi:Terpilih yang
  menerima penetapannya harus secepat-cepatnya menyampaikan kepada Panitia Pemeriksaan: a.surat
    pemberitahuan penetapan yang termaksud dalam pasal 100 ayat 1; b.salinan dari surat pernyataan
   penerimaan penetapan kepada Panitia Pemilihan Indonesia yang termaksud dalam pasal 100 ayat 2;
 c.kutipan dari daftar-kelahiran, atau jika ini tidak ada, *1105 surat-kenal, yang menyatakan umur terpilih;
d.surat keterangan yang ditanda-tangani oleh terpilih, yang menjalankan jabatan yang menurut ketentuan
    dalam pasal 61 Undang-undang Dasar Sementara dalam pasal 110 Undang-undang ini atau dalam
     undang-undang lain tidak boleh dirangkap, tentang kesediaannya untuk melepaskan jabatan itu.

  Surat pemberitahuan tersebut dalam a dan surat pemberitahuan penerimaan pernyataan termaksud
  dalam pasal 105 bersama-sama merupakan surat-kepercayaan.k.Pasal 107 ayat 1 diubah sehingga
berbunyi:(1). Jika tujuh hari setelah menerima pemberitahuan penerimaan pernyataan dari Ketua Panitia
 Pemilihan Indonesia termaksud dalam pasal 105 Panitia Pemeriksaan dari terpilih yang bersangkutan
   belum menerima surat-surat tersebut dalam pasal 106, maka keesokan harinya tempat terpilih itu
                                        dianggap menjadi lowong.

Ketentuan dalam pasal 101 ayat 2 berlaku terhadap terpilih termaksud.l.Pasal 107 ditambah dengan ayat
4 yang berbunyi:(4) Dalam tempo tujuh hari sesudah Panitia Pemeriksaan menerima surat-surat tersebut
 dalam ayat 1 Panitia tersebut harus sudah selesai dengan pekerjaannya dan melaporkan hasil-hasilnya
                                         kepada Pemerintah.

Jika menurut laporan itu, jumlah terpilih yang diterima sebagai anggota surat berjumlah dua ratus, maka
                        Dewan Perwakilan Rakyat dapat dilantik oleh Presiden.

                                                  Pasal II

 Undang-undang ini berlaku mulai hari diundangkan dan berlaku surut sampai tanggal 6 Pebruari 1956.

  Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
                  dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.

            Disahkan di Jakarta pada tanggal 20 Pebruari 1956.Presiden Republik Indonesia,

                                               SOEKARNO.

                                           Menteri Kehakiman,

                                        LOEKMAN WIRIANIDATA,

                                        Menteri Dalam Negeri a.i.

                                                SUROSO
                    Diundangkanpada tanggal 22 Pebruari 1956.Menteri Kehakiman

                                     LOEKMAN WIRIADINATA*1106

                                             PENJELASAN.

          Dalam peraturan pemilihan umum ada beberapa pasal tentang administrasi pemilihan yang
      menyebabkan suatu tindakan administrasi baru dapat dimulai beberapa bulan sesudah tindakan
  administrasi yang mendahuluinya selesai.Panitia Pemeriksaan baru dapat mulai bekerja lebih kurang 2
   bulan setelah Panitia Pemilihan Indonesia menetapkan calon-calon yang terpilih dan memberitahukan
penetapan itu kepada terpilih masing-masing. Demikian ini ialah karena menurut aturan Undang-undang
 Pemilihan Umum Panitia Pemilihan Indonesia harus menunggu jawaban dari terpilih (pasal 100 ayat 2),
      kemudian Ketua Panitia Pemilihan Indonesia memberitahukan kepada terpilih yang menyatakan
 menerima penetapannya, bahwa Panitia Pemilihan Indonesia telah menerima pernyataan itu (pasal 100
   ayat 4), dan baru setelah menerima pemberitahuan dari Ketua Panitia Pemilihan Indonesia ini terpilih
menyampaikan kepada Panitia Pemeriksaan surat-surat yang diperlukan antara lain surat pemberitahuan
 dari Ketua Panitia Pemilihan Indonesia tentang penetapan dan surat pemberitahuan dari Ketua tersebut
 tentang penerimaan pernyataan, yang bersama-sama bagi terpilih merupakan surat kepercayaan (pasal
106). Jalan administrasi demikian itu memerlukan waktu yang diperkirakan dua bulan lamanya mengingat
      jauhnya jarak dan keadaan penghubungan. Pengiriman surat-surat kepada Panitia Pemeriksaan
sebetulnya tidak perlu menunggu sampai terpilih menerima surat pemberitahuan penerimaan pernyataan
       itu sebetulnya juga tidak perlu. Yang perlu ialah bahwa Panitia Pemeriksaan diberitahu tentang
    pernyataan penerimaan terpilih.Pemberitahuan ini dapat dipercepat apabila Ketua Panitia Pemilihan
       Indonesia yang memberitahukannya. Selain dari itu penetapan hasil pemilihan yang pasti dapat
    dipercepat, apabila calon-calon sebelum Panitia Pemilihan Indonesia menetapkan calon-calon yang
terpilih (pasal 94) dapat diminta untuk menyatakan dengan mengikat dari daftar yang mana mereka tidak
 bersedia untuk ditetapkan terpilih. Selanjutnya jalan administrasi pemilihan dapat dipercepat lagi apabila
  calon-calon dapat mendatangi Panitia Pemilihan Indonesia sehingga pemberian dan penerimaan surat-
     surat dapat dilakukan setempat.Akhirnya perlu diadakan ketentuan bila Panitia Pemeriksaan harus
        selesai dengan pekerjaannya, dan bila Dewan Perwakilan Rakyat dapat dilantik oleh Presiden.

                                                 Pasal 1.

   a.Penambahan pasal 95 dengan ayat 4 ini memungkinkan Panitia Pemilihan Indonesia mempercepat
   pekerjaannya.Menurut aturan Undang-undang Pemilihan Umum lama seorang calon baru harus (dan
   boleh diminta) menyatakan dengan mengikat apakah ia menerima penetapannya dan untuk daerah-
   pemilihan (daftar) mana ia menerima penetapannya itu, sesudah ia oleh Panitia Pemilihan Indonesia
 ditetapkan terpilih menjadi anggota.Jawaban dari calon yang ditetapkan terpilih itu ditunggu sampai satu
          bulan. Apabila terpilih itu menyatakan tidak menerima. Ketua Panitia Pemilihan Indonesia
memberitahukan kepada penggantinya bahwa ia ditetapkan terpilih. Jawaban dari pengganti itu ditunggu
lagi sampai satu bulan.*1107 Kejadian ini dapat berulang beberapa kali, sehingga penetapan calon-calon
   yang terpilih yang pasti memerlukan waktu bulanan.Panitia Pemilihan Indonesia boleh minta kepada
  calon-calon untuk menyatakan terlebih dahulu apakah mereka bersedia ditetapkan sebagai terpilih dan
     untuk daftar mana mereka bersedia, akan tetapi pernyataan calon itu tidak mengikat karena tidak
berdasarkan suatu ketentuan aturan Undang-undang.Oleh karena itu penambahan pasal 95 dengan ayat
                        4 ini berfaedah sekali untuk mempercepat selesainya pemilihan.
 b.Pasal 100 ayat 1 lama mengharuskan Ketua Panitia Pemilihan Indonesia memberitahukan penetapan
   terpilih kepada masing-masing terpilih dengan surat terdaftar yang dialamatkan kepada alamat yang
              ditulis dalam surat pencalonannya. Cara pemberitahuan lain tidak diperbolehkan.

Perubahan pasal ini, dihubungkan dengan penambahan pasal 95 dengan ayat 4, memungkinkan Panitia
 Pemilihan Indonesia mengatur pekerjaan sedemikian sehingga jumlah surat menyurat diperkecil dan
                             waktu saling menunggu surat diperpendek.
  Terpilih yang mendatangi Panitia Pemilihan Indonesia hendaknya membawa surat-surat yang tersebut
dalam pasal 106 sub c dan d, berhubung dengan waktu yang diberikan kepadanya untuk menyampaikan
 surat-surat kepada Panitia Pemeriksaan (pasal 100 ayat 2 baru jo. pasal 105 baru jo. pasal 106 baru jo.
          pasal 107 baru). c.Perubahan pasal 100 ayat 2 adalah berhubungan dengan kemungkinan
                         menyampaikan surat pemberitahuan penetapan dalam tangan.
d.Perubahan pasal 100 ayat 3 hanya menegaskan bahwa pernyataan dari terpilih untuk daerah-pemilihan
     mana (- tentunya hanya satu -) ia menerima penetapannya harus dilakukan bersama-sama dengan
                       pernyataannya bahwa ia menerima penetapannya sebagai terpilih.
      e.Pemberitahuan dari Ketua Panitia Pemilihan Indonesia kepada terpilih, bahwa Panitia Pemilihan
       Indonesia telah menerima pernyataannya, tidak perlu lagi, karena apabila Panitia tersebut tidak
 menerima permintaan itu atau lalai memberitahukan penerimaan itu kepada Panitia Pemeriksaan, hal itu
        tentu akan diperingatkan oleh Ketua Panitia Pemeriksaan, yang menerima salinan dari terpilih.
    f.Pasal 101 ayat 1 dan 2 diubah berhubung dengan perubahan pasal 100 ayat 2.Ayat 3 menentukan
kewajiban datang bagi terpilih, yang diminta datang oleh Ketua Panitia Pemilihan Indonesia sebagaimana
 termaksud dalam pasal 100 ayat I kalimat ke-2.Sangsi atas tidak datang sama dengan sangsi atas tidak
   menyatakan menerima atau tidak menerima penetapan terpilih. Ayat 4 memberi kesempatan kepada
       terpilih yang tidak datang dalam waktu yang ditentukan dalam ayat 3 atau dalam waktu itu tidak
     membuktikan bahwa ia tidak dapat datang karena hal-hal diluar kekuasaannya, untuk membuktikan
                    bahwa kelambatan kedatangannya tidak disebabkan oleh kelalaiannya.
      g.Pembatasan jumlah anggota Panitia Pemeriksaan dapat menyebabkan pekerjaannya tidak bisa
  berjalan lancar, oleh karena mana pembatasan itu dihapuskan.h,Kalimat yang ditambahkan pada pasal
        104 ini ialah kalimat kedua dari pasal 105 lama yang lebih pada tempatnya dipasal *1108 104.
i.Ketentuan pasal 105 lama bahwa Ketua Panitia Pemilihan Indonesia menyampaikan salinan surat-surat
   pemberitahuan penerimaan pernyataan kepada Panitia Pemeriksaan diganti dengan memberitahukan
     kepada panitia tersebut penerimaan pernyataan dari terpilih yang menerima penetapannya dengan
       mengutip pernyataan itu.j."Dalam waktu tiga puluh hari sesudah hari pengiriman pemberitahuan
  pernyataan termaksud dalam pasal 100 ayat 4 Panitia Pemeriksaan harus sudah menerima dari terpilih
      yang menerima penetapannya" sebagaimana bunyi pasal 106 lama diganti dengan "Terpilih yang
 menerima penetapannya harus secepat-cepatnya menyampaikan kepada Panitia Pemeriksaan". Dalam
  pasal 106 baru ini tidak ditetapkan waktu, karena menurut jalan administrasi dalam aturan-aturan baru
         yang menentukan waktu itu pemberitahuan Ketua Panitia Pemilihan Indonesia kepada Panitia
     Pemeriksaan tentang pernyataan terpilih.Terpilih pada prinsipnya harus menyampaikan surat-surat
 kepada Panitia Pemeriksaan dengan secepat-cepatnya. Sub b, dari pasal 106 lama yang diantara surat-
surat yang oleh terpilih harus disampaikan kepada Panitia Pemeriksaan menyebut: "surat pemberitahuan
     penerimaan pernyataan yang termaksud dalam pasal 100 ayat 4" diganti dengan "salinan dari surat
pernyataan penerimaan penetapan kepada Panitia Pemilihan Indonesia yang termaksud dalam pasal 100
       ayat 2". Sub d, diganti demikian sehingga tidak semua terpilih diharuskan menerangkan semua
     jabatannya melainkan hanya terpilih yang menjalankan jabatan yang tidak boleh dirangkap dengan
keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat harus menerangkan jabatan itu dan menerangkan kesediaannya
  untuk melepaskan jabatan itu.k.Ketentuan pasal 107 lama "Jika sesudah waktu yang ditentukan dalam
pasal 106 berakhir, Panitia Pemeriksaan dari seorang terpilih belum menerima surat-surat tersebut dalam
 pasal itu", diganti dengan "Jika tujuh hari setelah menerima pemberitahuan penerimaan pernyataan dari
  Ketua Panitia Pemeriksaan dari terpilih yang bersangkutan belum menerima surat-surat tersebut dalam
    pasal 106".Sebagaimana diterangkan dalam sub j, maka waktu yang diberikan kepada terpilih untuk
           menyampaikan surat-surat kepada Panitia Pemeriksaan tidak lagi ditentukan oleh sesuatu
   pemberitahuan dari Ketua Panitia Pemilihan Indonesia kepada terpilih melainkan oleh pemberitahuan
           Ketua Panitia tersebut kepada Panitia Pemeriksaan tentang penerimaan pernyataan dari
  terpilih.Meskipun sesungguhnya surat-surat dari terpilih seharusnya sampai pada Panitia Pemeriksaan
    lebih dahulu dari pemberitahuan Ketua Panitia Pemilihan Indonesia itu, dan terpilih sudah mendapat
       wkatu yang cukup untuk menyediakan surat-surat yang lainnya, untuk menjalankan sangsi yaitu
  menganggap tempat terpilih menjadi lowong, baiklah kiranya apabila Panitia Pemeriksaan menunggu 7
                                                      hari.

1.Pasal 107 ayat 4 menentukan waktu bagi Panitia Pemeriksaan untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan
             menentukan pula bila Dewan Perwakilan Rakyat dapat dilantik oleh Presiden.
                        Termasuk Lembaran-Negara No. 4 tahun 1956.

                                   --------------------------------

                                       *1109 CATATAN

*)Disetujui D.P.R. dalam rapat pleno terbuka ke-16 pada hari Sabtu tanggal 11 Pebruari 1956, P.
                                           138/1955

                                      DICETAK ULANG


Silahkan download versi PDF nya sbb:
pengubahan_undang_undang_pemilihan_umum_(undang_u_1.pdf
(ogi/Carapedia)
Pencarian Terbaru

Uu no 7 tahun 1953 tentang pemilu. Uu no 7 tahun 1953. Isi undang undang pemilu. Undand undang pemilihan. Pemilu uu no 7 tahun 1953. Bunyi undang undang pemilu no 7 tahun 1953. Uu no 7 tahun 1953 berbunyi.

Isi uu no 7 thn 1953. Isi uud tentang pemilu. Uu pemilu pasal 1 berbunyi. Isi undang undang pemilu terbaru. Isi uu pemilu. Isi undang2 pemilu. Buny uu no7 tahun 1953.

Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.
FIND US ON FACEEBOOK