Previous
Next
  • Home
  • »
  • Anak
  • » Ketika Melarang Anak Laki-Laki Menangis Bahaya di Masa Depan

Anak

Ketika Melarang Anak Laki-Laki Menangis Bahaya di Masa Depan

 

Di Indonesia, budaya orangtua dalam mendidik anak laki-lakinya sering dalam tempo yang keras. Bahkan ketika anak laki-laki menangis pun dianggap tidak wajar. Mereka kerap mengatakan menangis itu untuk anak perempuan bukan laki-laki.

Independent, menanggapi hal ini rupanya menilai bahwa orangtua yang melarang anak laki-laki menangis justru lebih banyak mendatangkan banyak bahaya daripada manfaatnya.

Begitu pula yang disampaikan oleh salah seorang terapis kejiwaan, Lena Aburdene Derhally, bahwa hal tersebut justru akan membahayakan kesehatan mental si anak di masa yang akan datang. Seringkali karena budayanya tersebut membuat anak kehilangan perasaannya.

Derhally yang memfokuskan pada bidang kecemasan dan masalah antar pasangan juga menyampaikan argumentasinya melalui Washinton Post, “Orang tua yang melarang anak laki-lakinya untuk menangis karena alasan mirip anak perempuan justru mengindikasikan bahwa hanya anak perempuanlah yang boleh menunjukkan emosi mereka”.

Anggapan orangtua tersebut menimbulkan konsekuensi negative. Anak-anak akan merasa malu menunjukkan emosinya di muka umum. Ucapan pelarangan menangis dari orangtua akan mudah terekam dalam ingatan si anak sehingga mempengaruhi kehidupan nantinya.

Beberapa kasus yang kerap dihadapi Derhally adalah pria yang tidak mampu mengungkapkan emosinya. Mereka kerap memroses perasannya dalam bentuk kecemasan, depresi hingga masalah dengan pasangannya.

Pria dewasa kerap menghadapi kemarahan, kecemasan, depresi dan mekanisme tak sehat seperti minum alkohol sebagai luapan masalah. Semua perilaku tersebut menunjukkan bahwa pria dewasa tidak mampu memahami bagaimana perasaan mereka. Seolah-olah dengan masalah yang sedang dihadapi tidak membolehkan diri mereka sendiri untuk memiliki emosi tersebut.

Derhally menganjurkan kepada orangtua untuk tidak melarang anak laki-laki mengungkapkan perasaannya, terutama dengan menangis. Selain itu juga tidak membuat mereka tertekan karena tidak mampu mengeluarkan emosinya. Menciptakan ligkungan agar emosi anak bisa dipahami dan didengarkan di rumah adalah kunci terbaik.

Ganti pelarangan anak laki-laki menangis dengan mengajak mereka mengkomunikasikan perasaan anak-anak secara personal. Perasaan baik itu bahagia, sedih, marah, takut patut diungkapan serta didorong oleh lingkungan yang menilai ekspresi emosi itu dianggap wajar.

(adeg/Carapedia)
Tambahkan komentar baru
Komentar Sebelumnya (0)
Belum ada komentar untuk produk ini.